Jakarta - Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan Prabowo diserang isu miring saat melawan mafia alat utama sistem senjata atau yang dikenal dengan alutsista.
Menurut Dahnil ada oknum yang membocorkan rancangan peraturan presiden terkait pembelian alutsista senilai US$ 124,995 miliar atau setara Rp 1,7 kuadriliun. Prabowo juga dituduh menunjuk langsung PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) sebagai pihak yang menangani proyek itu.
"Nah, ini mafia alutsista dipotong Pak Prabowo, makanya kemudian sepertinya banyak yang gerah, banyak yang kelabakan dengan upaya Pak Prabowo melawan mafia alutsista ini sehingga muncul isu-isu, rumor, gosip yang macam-macam," kata Dahnil, Senin, 31 Mei 2021.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan Kemenhan tidak memiliki kaitan dengan PT TMI. Sebab, kata Dahnil perusahaan itu dibentuk oleh Yayasan Pengembangan Potensi Pertahanan.
Banyak yang kelabakan dengan upaya Pak Prabowo melawan mafia alutsista ini sehingga muncul isu-isu, rumor, gosip yang macam-macam.
Ia menyampaikan PT TMI adalah perusahaan yang didirikan oleh sebuah yayasan. Menurutnya, perusahaan itu tak ada kaitannya dengan Kemenhan dan Prabowo. Ia juga memastikan PT TMI tidak bergerak di bidang jual beli alutsista.
Dalam kesempatan yang sama, Dahnil membantah keterkaitan Prabowo dengan perusahaan itu. Prabowo tidak campur tangan meski PT TMI dipimpin oleh kawan lamanya, Mayor Jenderal Purnawirawan Glenny Kairupan.
"Tidak. Beliau, mereka-mereka memang berada di perusahaan tersebut. Kemudian, yayasan yang menunjuk mereka mengurusi perusahaan tersebut. Yang harus dipahami adalah TMI itu tidak terlibat dalam proses-proses kontrak di Kementerian Pertahanan," ucapnya.
- Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Memperkuat Alutsista TNI
- Baca Juga: Empat Alutsista Luar Negeri Bikin Prabowo Kepincut
Saat ini, lanjut Dahnil, Prabowo fokus membenahi alutsista, Prabowo juga sedang disibukkan dengan membenahi bisnis alutsista yang dipenuhi broker dan mafia.
"Pak Prabowo berkomitmen ingin melakukan perbaikan yang sangat radikal, maksud saya sangat mendasar. Artinya, perbaikan mendasar ini juga harus disertai modernisasi alutsista, belanja alutsista," ucapnya. []