Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM), Teten Masduki, agar secepatnya memberikan relaksasi dan restrukturisasi kepada Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Menurut Jokowi, langkah itu perlu dilakukan supaya tidak kena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, terutama saat dihadapkan dengan pandemi Covid-19.
Jokowi membeberkan, krisis ekonomi ini juga terjadi pada 215 negara yang terkena pandemi. Sehingga kondisi sekarang ini tidak mudah terutama untuk mengendalikan Covid-19 dan ekonomi agar berjalan beriringan.
Gambaran apa yang ingin saya sampaikan, bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit.
”Tiga bulan yang lalu saya telepon pada Managing Director-nya IMF, dia mengatakan kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5 dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 plus sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5%,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.
Baca juga: Bara JP: Jokowi Tidak Janjikan Jabatan ke Relawan
Ia mengulas bahwa dirinya sempat menelepon Bank Dunia sekitar dua bulan lalu. Kondisi yang disampaikan saat itu berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan minus 5% growth-nya.
Meski begitu, ia bercerita bahwa dua minggu yang lalu menghubungi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), jawaban yang disampaikan berbeda yakni pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh minus 6 sampai minus 7,6%.
”Gambaran apa yang ingin saya sampaikan, bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah, sangat dinamis, dan posisinya tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit. Minus 2,5% ganti sebulan berikutnya minus 5%, satu bulan berikutnya minus sampai minus 7,6%. Gambaran kesulitannya seperti itu,” ucap Jokowi.
Baca juga: Tren Aktivitas Ekspor Naik, Jokowi : Jangan Lewatkan
Jokowi menyebut bahwa OECD menyampaikan kondisi beberapa negara, yakni: Perancis akan minus 17%, Inggris 15%, Jerman 11%, America 9,7%, Jepang 8,3%, Malaysia minus 8%. Jika dibandingkan dengan Indonesia, lanjut Presiden, kuartal pertama 2020 masih plus 2,97%, tapi pada kuartal kedua kemungkinan sudah akan jatuh minus antara 4,3% sampai 5%.
RI-1 ini menyampaikan harapan agar pada kuartal yang ketiga ini Indonesia sudah harus naik lagi. Untuk itu, ia mengajak kepada semua pihak untuk bergerak menumbuhkan ekonomi agar tidak semakin turun, tapi bisa diungkit kembali naik. []