Jokowi Minta Tol Langit Tersambung Sampai ke Rumah

Jokowi minta Palapa Ring tidak hanya berhenti sebagai backbone tetapi harus tersambung sampai ke rumah tangga.
Presiden RI Joko Widodo. (Foto:Tagar/Kemkominfo)

Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) dalam membangun konektivitas dan talenta digital. Namun, menurut Presiden saat ini utilisasi Palapa Ring dinilainya masih rendah terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Presiden pun meminta agar  Tol Langit Palapa Ring tersambung sampai ke rumah.

“Saya minta kepada Menkominfo untuk memastikan agar Palapa Ring tidak hanya berhenti sebagai backbone saja, tidak hanya berhenti di situ. Tetapi, harus tersambung sampai ke rumah tangga agar investasi besar di Palapa Ring segera bisa dimanfaatkan oleh seluruh rakyat kita. (Ini) sangat dibutuhkan dalam masa pandemi seperti sekarang ini,” tegasnya.

Presiden menjelaskan, transformasi digital merupakan solusi cepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan. Namun, transformasi tersebut harus mewujudkan kedaulatan dan kemandirian digital yang menjadi prinsip penting dalam pelaksanaan transformasi digital di Indonesia.

“Kedaulatan dan kemandirian digital harus menjadi prinsip penting dalam transformasi digital kita. Kita harus memastikan transformasi digital jangan hanya menguntungkan pihak luar. Jangan hanya menambah impor. Ini yang selalu saya tekankan,” ungkapnya.

Saya minta kepada Menkominfo untuk memastikan agar Palapa Ring tidak hanya berhenti sebagai backbone saja, tidak hanya berhenti di situ. Tetapi, harus tersambung sampai ke rumah tangga agar investasi besar di Palapa Ring segera bisa dimanfaatkan oleh seluruh rakyat.

Oleh sebab itu, Presiden meminta agar transformasi ini harus diimplementasikan dengan mendorong penggunaan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), pemakaian produk dalam negeri, serta mendorong penguasaan teknologi digital mutakhir oleh semua anak bangsa.

“Kita bukan bangsa yang menyukai proteksionisme, bukan. Karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan. Kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari raksasa digital dunia,” tandas Jokowi.

“Saya berharap agar Program Konektivitas Digital 2021 menjadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi baru, dengan pola pikir baru, dengan mindset baru, dengan kesempatan bisnis global baru, dan dengan masa depan baru menuju Indonesia maju,” Sambungnya.

Sementara Menteri Kominfo Johnny G. Plate menyatakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi BAKTI Kominfo bersama para mitra penyedia terpilih menandatangani kontrak payung untuk proyek penyediaan jaringan telekomunikasi di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). 

Menurut Menteri Kominfo, proyek tersebut terdiri dari pembangunan BTS di 4.200 desa dan kelurahan pada tahun 2021 dan 3.704 desa/kelurahan pada tahun 2022 yang melengkapi seluruh desa dan kelurahan wilayah 3T dengan sinyal internet 4G.

"Penyelenggaraan proyek ini terdiri dari lima paket kontrak payung tahun anggaran tahun 2021 sampai dengan 2024, yang terdiri dari unsur capital expenditure dan operational expenditure seluruhnya sejumlah Rp.28,3 triliun yang akan didanai pada setiap tahun anggaran dari komponen Universal Service Obligation (USO), sebagian dari alokasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor Kominfo, dan Rupiah Murni (RM)," ungkapnya.

Di hadapan Kepala Negara, Menteri Johnny memaparkan kontrak Paket 1 dan Paket 2 yang telah ditandatangani pada 29 Januari 2021 antara Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data dengan BAKTI kominfo dengan total nilai kontrak sebesar Rp.9,5 triliun.

"Sedangkan saat ini, kita akan menyaksikan penandatanganan kontrak Paket 3, 4, dan 5 oleh konsorsium PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, dan PT SEI untuk Paket 3, serta IBS dan ZTE untuk Paket 4 dan Paket 5 dengan total nilai kontrak Rp.18,8 triliun," tandasnya.

Selanjutnya, Menteri Kominfo menjelaskan mengenai proyek pembangunan Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek.

Menurutnya, proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) ini menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X, yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.

"Capital expenditure proyek ini sebesar 545 juta Dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp7,68 triliun, yang terdiri dari porsi ekuitas sebesar 114 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,61 triliun dan porsi pinjaman sebesar 431 juta dolar AS atau setara dengan Rp6,07 triliun," ujarnya.

Selain itu, Kementerian Kominfo, menurut Menteri Johnny, juga akan meluncurkan Satelit SATRIA-1 akan digunakan untuk penyediaan akses internet bagi 150 ribu titik layanan publik yang belum tersedia akses internet dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia.

Fasilitas internet pada 150 ribu titik layanan publik tersebut terdiri dari 3.700 fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah dan pesantren, 47.900 kantor desa dan kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya.

"Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sebesar 1 Mbps. Sesuai jadwal yang disepakati Satelit SATRIA-1 diharapkan dapat beroperasi pada Kuartal III tahun 2023," tandasnya. []

Berita terkait
Menkominfo Sampaikan Rencana Prangko Seri Vaksinasi Nasional Covid ke Jokowi
Johnny G. Plate sampaikan kepada Presiden Joko Widodo mengenai rencana peluncuran Prangko Seri Vaksinasi Nasional Covid-19.
Kemkominfo Berkolaborasi Sukseskan Vaksinasi Covid-19 bagi Awak Media
Menkominfo berkoordinasi dengan Kemenkes dan Dewan Pers melaksanakan vaksinasi Covid-19 kepada awak media.
Kemkominfo Bentuk NEC, Jadikan Ruang Digital Indonesia Bersih
Kemkominfo bentuk Komite Etika Berinternet atau Net Ethics Committee untuk jadikan ruang digital Indonesia yang bersih.