Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan perekonomian Indonesia dapat bertumbuh secara berkualitas. "Kebijakan fiskal tahun 2021 harus bisa memberikan stimulus, peningkatan daya saing ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah, serta mendorong pemerataan pembangunan," ucapnyadi Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020.
Jokowi meminta daya tarik investasi ditingkat agar bisa membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Selain itu, pemberian insentif bagi tumbuhnya industri manufaktur, terutama yang berkaitan dengan industri padat karya. "Terkait hilirisasi industri harus terus didorong, termasuk di kawasan Indonesia Timur," katanya dalam rapat terbatas (Ratas) tentang kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 dan rencana kerja pemerintah (RKP) Tahun 2021.
Jokowi juga meminta penguatan usaha mikro, usaha kecil menengah harus terus dilakukan sehingga mampu naik kelas, masuk dalam supply chain nasional maupun supply chain global. Kepala Negara juga meminta agar program kredit usaha kecil (KUR), Mekaar, UMI dan juga bank wakaf mikro mendapatkan perhatian khusus.
Pada bagian lain Jokowi menekankan jajarannya untuk bisa melindungi perekonomian nasional tetap stabil. "Mampu memperkuat daya tahan ekonomi nasional yang mampu mengatasi berbagai risiko yang mungkin muncul dan mampu melindungi ekonomi negara kita dari gejolak ekonomi global, ini perlu juga digarisbawahi," tuturnya.
Jokowi menambahkan, walaupun kondisi Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi global, harus tetap harus optimistis. Ia juga menjelaskan kondisi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air tahun lalu. "Pertumbuhan ekonomi kita di tahun lalu tercatat 5,02 persen. Pertumbuhan ini cukup baik di tengah ketidakpastian situasi global dan kemungkinan resesi yang sudah terjadi di beberapa negara," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014. []
Baca Juga:
- COVID-19 Bisa Membuat Perlambatan Ekonomi Indonesia
- Jokowi Antisipasi Efek Corona ke Ekonomi Indonesia