Jokowi: Kita Harus Menebar Kasih Sayang dan Dakwah Kerukunan

Presiden Jokowi menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) Majlis Tafsir Al Quran III bertema "Merajut Kebhinekaan, Memperteguh NKRI" di Stadion Manahan Solo.
KULIAH PANCASILA: Seorang mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta membawa poster ketika mengikuti kuliah Pancasila saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu (17/9). Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan pemahaman tentang Pancasila yang sudah mulai luntur di kalangan mahasiswa dengan berbagai aksi. (Foto: Ant/Wahyu Putro A).

Solo, (Tagar 17/9/2017) – Seluruh komponen bangsa harus menebar kasih sayang. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) Majlis Tafsir Al Quran III bertema "Merajut Kebhinekaan, Memperteguh NKRI" di Stadion Manahan Solo.

"Saya ingin mengajak seluruh keluarga besar MTA di seluruh penjuru tanah air bergandengan tangan dengan komponen-komponen bangsa yang lain bahwa kita harus menebarkan kasih sayang dan dakwah yang menyebarkan kerukunan," kata Presiden Joko Widodo di stadion Manahan Solo, Minggu (17/9).

Selain Presiden Joko Widodo, hadir juga Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Untuk menjaga Pancasila dasar kita bersama, menjaga Bhineka Tunggal Ika yang bukan saja menjadi pengikat dalam keragaman tapi juga patut kita banggakan untuk kita sebarkan ke negara-negara lain. Saya sangat menghargai Silatnas ke-3 bertema 'Merajut Kebihnekaan, Memperteguh NKRI'," tambah Presiden.

Silatnas dihadiri 100 ribu orang peserta, padahal kapasitas Stadion Manahan Solo hanya mampu menampung 40 ribu orang sehingga tidak semua peserta dapat masuk ke dalam stadion. Peserta yang tidak tertampung meluber ke luar stadion dan kawasan parkir. Peserta di dalam dan luar stadion bertahan di bawah terik panas matahari karena tidak seluruh stadion dinaungi atap.

Menurut Pimpinan Pusat MTA Ustadz Ahmad Sukino, MTA bukanlah partai politik dan tidak akan menjadi partai politik.

"Di samping itu MTA juga bukan ormas tapi lembaga dakwah yang berbadan hukum yayasan. Aktivitas kami hanya memberikan dakwah bukan pidato tapi ditekankan pada amaliyahnya maka MTA selalu muncul di mana bencana alam ada di sana, bahkan sejak tsunami Aceh kami mengirim relawan dua bulan di sana, kegiatan donor darah tiap 3 bulan sekali," ungkap Sukino.

Silatnas juga melakukan pengukuhan 64 perwakilan dan cabang MTA dari provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua sehingga total terdapat 602 cabang dan perwakilan MTA di seluruh tanah air.

Yayasan Majlis Tafsir Al Quran (MTA) Surakarta adalah lembaga pendidikan dan dakwa Islamiyah yang berkantor pusat di Surakarta. Yayasan ini didirikan oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada 1972. (yps/ant)

Berita terkait