Jokowi Keluhkan Biaya Logistik Masih Mahal

Presiden Joko Widodo mengeluhkan masih mahalnya biaya logistik meskipun sudah ada program tol laut.
Foto: katadata

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan masih mahalnya biaya logistik meskipun sudah ada program tol laut. Peluncuran program tol laut beberapa tahun lalu itu menunjukkan bukti bahwa negara ingin menjamin ketersediaan maupun keterjangkauan bahan-bahan pokok di sejumlah wilayah.

"Saya ingatkan bahwa tujuan awal dari tol laut adalah mengurangi disparitas harga baik itu antarwilayah, antarpulau, antardaerah, serta memangkas biaya logistik yang mahal. Namun, saya terima informasi dari lapangan bahwa biaya pengiriman logistik antardaerah masih mahal," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020

Jokowi menambahkan, biaya logistik dari Jakarta ke sejumlah daerah seperti Padang, Medan, Banjarmasin, hingga Makassar masih jauh lebih mahal bila dibandingkan dari Jakarta ke Singapura, Hong Kong, Bangkok, bahkan Shanghai. Presiden meminta agar seluruh jajarannya dapat segera membenahi pengaturan itu, agar tujuan awal dari program tol laut dapat tercapai.

JokowiPresiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. (Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden).

"Saya minta masalah ini dilihat secara detail dan komprehensif. Apakah masalahnya di pelabuhan, misalnya urusan dengan dwelling time (waktu tunggu bongkar muat) atau ada praktik monopoli di dalam transportasi dan distribusi barang sehingga biaya logistik tidak efisien," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.

Bahkan, Jokowi mengaku mendapatkan laporan mengenai mekanisme pengiriman muatan logistik melalui tol laut yang tingkat okupansinya sering kali tidak seimbang saat melakukan pengiriman dan saat angkutan balik ke daerah asal. "Kapal-kapal pengangkut ternak sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki okupansi tinggi saat hendak ke Jakarta (wilayah barat). Namun, kerap tanpa muatan saat kembali ke NTT," tuturnya.

Sebaliknya, lanjut Jokowi, kapal-kapal yang mengangkut komoditas lain biasa terisi penuh saat diangkut ke wilayah timur dan memiliki okupansi yang rendah saat kembali ke wilayah barat. "Ada ketidakseimbangan jumlah muatan barang yang diangkut. Dari barat ke timur penuh, tapi begitu dari timur ke barat muatannya jauh berkurang. Ini semuanya coba dilihat kembali," ujarnya.[] 

Baca Juga:

Berita terkait
Indonesia Tolak Klaim China Atas Laut Dekat Natuna
Indonesia menegaskan penolakannya terhadap klaim China atas kedaulatan perairan di dekat Kepulauan Nansha, Laut China Selatan
Pelni Tambah 3 Kapal Negara Layani 3 Rute Tol Laut
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengoperasikan tiga kapal negara untuk melayani tiga rute tol laut tambahan sejak Oktober 2019.
Jokowi Soroti Fungsi Tol Laut yang Belum Maksimal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keinginannya untuk memaksimalkan fungsi program transportasi Tol Laut
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.