Jokowi Kalkulasi APBN 2021 Hadapi Tantangan Global

Presiden Jokowi menyatakan perlu ada persiapan untuk dapat merancang postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 mendatang.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki saat acara penyaluran dana bergulir untuk koperasi di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perlu ada persiapan untuk dapat merancang postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 mendatang. Hal itu juga agar dapat menghadapi tantangan dan ketidakpastian ekonomi global sekaligus memulihkan perekonomian nasional di tengah pandemi.

Jokowi menjelaskan, beberapa hal yang perlu disiapkan. Pertama adalah dengan melakukan kalkulasi cermat terhadap angka-angka indikator ekonomi makro.

Baca Juga: Jokowi: Pemulihan Ekonomi RI Tercepat Setelah China 

"Harus betul-betul dikalkulasi dengan cermat, hati-hati, optimistis, tapi juga harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," kata Jokowi usai rapat terbatas dalam video confrence, Selasa, 28 Juli 2020.

Jokowi menambahkan, prioritas penggunaan anggaran dan pelebaran defisit APBN tahun 2021 mendatang juga harus berfokus pada upaya pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan transformasi di berbagai sektor. "Seperti reformasi di bidang kesehatan, pangan, energi, pendidikan, dan percepatan transformasi digital," ujarnya. 

Menurut Presiden Jokowi, sumbangan APBN pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya berkisar 14,5 persen. Untuk itu, di tengah situasi pandemi saat ini, pemerintah perlu mendorong belanja pemerintah untuk menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat yang diharapkan berimplikasi pada turut pulihnya sektor swasta dan UMKM.

"Dalam situasi krisis seperti ini belanja pemerintah menjadi instrumen utama untuk daya ungkit, tapi juga agar sektor swasta dan UMKM bisa pulih kembali. Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita yang terarah dan tepat sasaran," ucap Jokowi.

Jokowi mengingatkan jajarannya agar tidak melupakan agenda-agenda strategis besar bangsa Indonesia. Terutama untuk dapat terhindar dari perangkap negara berpendapatan menengah.

Simak Pula: Djoko Tjandra Kabur, ICW Desak Jokowi Evaluasi BIN 

"Sejak 1 Juli 2020 kita tahu semuanya Indonesia telah meraih predikat upper middle income country. Namun, kita tahu tantangan untuk keluar dari middle income trap ini masih besar dan panjang," kata Jokowi.[]

Berita terkait
Terbelenggu Aturan, Jokowi: Semua Harus Kita Rombak
Jokowi ingin Indonesia menjadi pemenang dalam merebut kesempatan di balik terpuruknya ekonomi dunia. Caranya, kata dia, kerja cepat.
Jokowi: Hati-hati AS dan Cina Semakin Memanas
Jokowi mengingatkan ketegangan geopolitik akibat pandemi Covid-19 yang menghantam ekonomi di hampir semua negara di dunia.
Jokowi Minta Akselerasi Serapan Sektor Kesehatan
Jokowi meminta jajaran menteri agar serapan anggaran di sektor kesehatan untuk bisa diakselerasi.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.