Jokowi Harap Asian Games Satukan Dua Korea

Jokowi harap Asian Games satukan dua Korea. 'Saya berharap Asian Games dapat mempererat persahabatan masyarakat kedua Korea.'
Jokowi Harap Asian Games Satukan Dua Korea | Presiden Joko Widodo menerima kunjungan resmi Perdana Menteri (PM) Korea Selatan Lee Nak-Yon di Istana Merdeka pada Senin (20/8/2018). (Foto: Antara/Desca Lidya Natalia)

Jakarta, (Tagar 20/8/2018) - Presiden RI Joko Widodo menerima kunjungan Resmi Perdana Menteri (PM) Korea Selatan Lee Nak-Yon di Istana Merdeka.

"Good morning," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/8) mengutip Antara.

PM Lee lalu menuliskan namanya di buku tamu negara yang ada di ruang kredensial berada di bagian depan Istana Merdeka. Selanjutnya, pertemuan di ruang oval dan juga dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja.

"Saya berharap Asian Games dapat mempererat persahabatan masyarakat kedua Korea, masyarakat Asia, dan juga masyarakat Indonesia dan Korea Selatan," kata Presiden Jokowi dalam bahasa Indonesia yang lalu diterjemahkan dengan bahasa Inggris oleh penerjemah.

Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Kedua kontingen atlet dari Korea Utara dan Korea Selatan sepakat tampil di bawah bendera yang sama, yakni Korea, pada pembukaan Asian Games pada tanggal 18 Agustus 2018 di Gelora Bung Karno, Senayan.

Pada momen tersebut, atlet kedua negara memegang bersama bendera unifikasi. Hal itu merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini. Sebelumnya, kedua negara melakukannya di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.

Sementara itu, PM Lee menyampaikan dukacita untuk gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Terima kasih atas sambutan dan salam yang hangat dari Presiden. Sebelumnya saya ingin menyampaikan dukacita atas bencana alam yang terjadi di Lombok," kata PM Lee.

Gempa bumi beruntun mengguncang Lombok dengan kekuatan 6,9 skala Richter pada hari Minggu (19/8) pukul 19.56 Wib menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara dengan intensitas VI s.d. VII MMI (kuat).

Data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin pukul 10.45 Wib tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan) dan 6 unit fasilitas ibadah. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat. []

Berita terkait