Jokowi Diserang Hoaks LGBT, TKN: Pasti Oknum yang Saking Inginnya Berkuasa

Jokowi diserang hoaks legalkan LGBT dan akan larang azan, TKN: 'Pasti oknum yang saking inginnya berkuasa.'
Tiga orang anggota PEPES saat berada di Polda jabar menjalani pemeriksaan dugaan melakukan kampanye hitam. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 26/2/2019) - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Irma Suryani Chaniago menilai ada oknum yang sengaja menyebarkan hoaks bahwa calon presiden nomor urut satu (01) Joko Widodo melegalkan pernikahan sesama LGBT.

Sebab, tidak mungkin rakyat biasa menggunakan bahasa yang terstruktur untuk menebarkan sebuah isu negatif.

“Pasti ada oknum yang sengaja melakukan ini, kalau cuma rakyat biasa kan tidak mungkin bahasanya terstruktur seperti itu, apalagi emak-emak,” ujarnya kepada Tagar News, Senin (25/2).

Apalagi, yang punya statement tersebut menurutnya adalah Ahmad Dhani yakni Juru Kampanye dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, malah Jokowi yang menjadi sasaran hoaks melegalkan pernikahan LGBT.

“Yang punya statement 'melegalkan' LGBT itu kan Ahmad Dhani. Kok bisa-bisanya memfitnah Pak Jokowi? Sudah gila itu yang menyebar fitnah. Sepertinya makin kalap aja nih,” tegasnya.

Menurut Ketua DPP Partai Nasdem ini, pelaku penyebar fitnah itu bukan tak punya moral, tetapi terlalu berambisi karena ingin berkuasa. “Saking inginnya berkuasa, semua cara dilakukan, ini ciri-ciri rezim yang berbahaya pimpin Indonesia,” jelasnya.

Pembelaan yang dilakukan terhadap hoaks yang disebarkan sekelompok emak-emak itu bukan black campaign, menurutnya justru menunjukkan pola pemikiran yang tidak cerdas. Serta menunjukan adanya grand design yang memang diarahkan ke sana.

“Cuma politisi yang tidak cerdas saja yang bilang itu bukan black campaign dan hanya kekhawatiran saja,” imbuhnya.

“Pembelaan yang dilakukan oknum yang menyatakan itu hanya kekhawatiran saja, menandakan bahwa sepertinya memang ada grand design ke arah itu. Jika tidak, kenapa mati-matian bela? Serahkan saja pada proses hukum,” tukasnya.

BPN Keukeuh Bukan Black Campaign

Sementara itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahean menolak penilaian bahwa emak-emak yang menyebarkan hoaks sedang melakukan black campaign.

Menurutnya, emak-emak yang kemudian terkonfirmasi adalah relawan Pepes yakni Partai Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi hanya menyampaikan dugaan yang terjadi ke depannya.

“Mereka bicara itu tentu punya alasan. Itu bukan kampanye hitam tapi menyampaikan apa yang mereka rasakan dan duga akan terjadi melihat fakta-fakta yang terjadi sekarang,” tulis dia dalam akun Twitter pribadi miliknya @FerdinandHaean_ pada 6.36, Senin (25/2).

“Persoalan LGBT dan Suara Azan itu jadi isu yang bangkit di era sekarang. Jadi itu bukan kampanye hitam,” sambung Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat tersebut.

Sebelumnya beredar sebuah video provokasi  sekelompok wanita berjilbab atau emak-emak kepada seorang pria. Dalam video tersebut mereka menjelaskan kalau Jokowi terpilih lagi di Pilpres mendatang, Jokowi akan melegalkan pernikahan sejenis, pun meniadakan hal-hal berbau Islam seperti meniadakan suara azan.

"Lamun Jokowi dua periode moal aya deui sora azan, moal aya budak ngaji, moal aya deui nu make tiung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," ujar wanita yang menggunakan Bahasa Sunda di video itu.

”Kalau Jokowi dua periode, tidak akan ada lagi suara azan, tidak akan ada anak-anak mengaji, tidak akan ada wanita memakai jilbab, sesama wanita diperbolehkan menikah, serta sesama laki-laki diperbolehkan menikah.” []

Baca juga:

Berita terkait