Jokowi Dipastikan Hadir, Relawan Padati SICC

Presiden Joko Widodo dipastikan hadir dalam Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center.
Jokowi Dipastikan Hadir, Relawan Padati SICC | Spanduk ucapan selamat datang pada Presiden Joko Widodo di pintu masuk tempat berlangsungnya acara Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul International Convention Center, Sabtu 4/8/2018. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 4/8/2018) - Presiden Joko Widodo dipastikan hadir dalam Rapat Umum Relawan Jokowi (RURJ) di Sentul Internasional Convention Center (SICC).

"Presiden Jokowi dijadwalkan hadir untuk memberi pengarahan kepada para relawan militan pendukungnya," ujar Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi kepada wartawan, Sabtu (4/8).

Relawan utama yang dipastikan hadir sebanyak 60.000 yang kini mulai memadati SICC. 

Pantauan Tagar News, relawan yang hadir di antaranya dari Bara JP, Projo Seknas Jokowi, Almisbhat, Duta Jokowi, Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Galang Kemajuan, Buruh Sahabat Jokowi,  Solmet, Gojo, Bejo, Jokowe, dan relawan organ lain yang memakai atribut kaos masing-masing.

Relawan Jokowi#2019TetapJokowi. Para relawan mulai berdatangan untuk mengikuti acara Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Sabtu 4/8/2018. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jumlah relawan tersebut dipastikan akan terus-menerus bertambah, mengingat kegiatan ini terbuka bagi seluruh 100-an organisasi seluruh Indonesia.

Viktor S Sirait Ketua Panitia Rapat Umum Relawan Jokowi mengatakan, "Kita berharap kegiatan ini membuat relawan bersatu. Kita tunjukkan kepada publik bersama-sama mengantarkan beliau ke Pilpres 2019." 

Ia memastikan tokoh lain yang hadir dalam RURJ ini adalah Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dan Mantan ketua KPK Antasari Azhar.

"Pak Ngabalin dan Antasari sudah fix akan hadir," jelas Viktor. []

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi