Jokowi dan Nama-nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II

Kian dekat pelantikan Jokowi/Ma’ruf jadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 kian banyak pula yang penasaran menunggu nama-nama menteri
Foto resmi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma\'ruf Amin. (Foto: Instagram/darwis_triadi)

Oleh: Syaiful W. Harahap

Jokowi dilantik hari ini, 20 Oktober 2019, jadi presiden 2019-2024 di Gedung DPR/MPR Jakarta. Perhatian tidak hanya terpusat ke pelantikan yang akan dilangsungkan mulai pukul 14.30. Tapi, sebagian lagi justu lebih mementingkan menunggu pengumaman nama-nama menteri yang akan membantu Jokowi/Ma’ruf pada Kabinet Kerja Jilid II. Disebutkan oleh Jokowi nama-nama menteri akan diumumkan sore hari di Kompleks Istana Kepresidenan setelah pelantikan.

Memang, seperti halnya nama-nama pada Kabinet Kerja Jilid I banyak nama menteri yang muncul justru luput dari perhatian banyak kalangan. Pada Kabinet Kerja Jilid II keingintahuan masyarakat kian besar karena ekspektasi warga terhadap kinerja Kabinet Kerja Jilid II yang sangat besar.

Sektor Pariwisata

Masyarakat akan membaca kinerja pemerintahan Jokowi/Ma’ruf dari susunan menteri di kabinet. Selain itu masyarakat juga berharap agar menteri yang dipilih Jokowi pada Kabinet Kerja II tidak lagi akan jadi mangsa KPK melalui OTT dan tersangka suap atau korupsi seperti dialami beberapa menteri di Kabinet Kerja I.

Kerja keras menteri-menteri Kabinet Kerja Jilid I sudah terbukti, terutama dalam sektor ekonomi dan infrastruktur. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, menunjuk pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi sebagai keberhasilan Kabinet Kerja I dalam menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

Selama lima tahun kepemimpinan Jokowi/JK pertumbunan ekonomi nasional di kisaran 5%. Angka ini di bawah Cina, tapi di atas pertumbunan ekonomi India dan banyak negara lain. Kelambatan pertumbuhan ekonomi ini karena harga komoditas ekspor yang anjlok pada kurun waktu 2014-2019, yang booming pada priode 2009-2014.

Sedangkan inflasi disebutkan oleh Bambang mungkin salah satu pencapaian yang cukup berhasil. Pada priode 2014-2019 inflasi ada pada kisaran 3 – 4 persen.

Sedangkan tingkat kemiskinan turun sampai single digit sejak tahun 2018. Padahal, sebelumnya tingkat kemiskinan ada di dua digit, di atas 10%. Data terakhir menunjukkan tingkat kemiskinan ada pada angka 9,2% di akhir tahun 2019.

Indeks pembangunan manusia (IPM) sebelum 2016 di bawah angka 70. Angka ini menempatkan Indonesia dalam kategori manusia yang menengah. Tapi, setelah tahun 2016 IPM naik ke angka 70. Dengan angka ini IPM Indonesia masuk kategori tinggi atau high human development index. Pada tahun 2019 indeks pembangunan manusia diperkirakan bisa mencapai angka 72. Sedangkan tingkat partisipasi politik yang semula ditargetkan 77,5% ternyata pencapaiannya 81,7%.

Di sektor pariwisata pemerintah mengembangkan “10 Bali Baru” yaitu tujuan wisata baru selain Bali dengan target kedatangan wisatawan mancanegara (Wisman) 17-18 juta pada tahun 2019. Pariwisata adalah salah satu sektor yang tidak terpengaruh oleh resesi ekonomi global.

Berusia Muda

Sedangkan pencapai di sektor infrastruktur sudah terbukti dengan pembangunan ruas-ruas jalan tol, waduk, bendungan, dll. Jalan tol Trans Jawa hampir 1.000 km dari Anyer (Banten) ke Banyuwangi (Jatim) sudah jadi urat nadi transportasi di Pulau Jawa. Di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi juga dibangun jalan tol. Di Papua pembukaan jalan baru. Sedangkan pembangunan jalur rel kereta api (KA) sudah dimulai antara Makassar-Parepare (Sulsel) dan di Kaltim. Pembangunan di sektor energi meningkatkan rasio elektrifikasi pada angka 96,6 persen. Komsumsi energi listrik per kapita 1.200 kilowatt hour per orang.

Presiden Jokowi mencanangkan perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kaltim yaitu di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Pasir Utara.

Baca juga: Langkah Jokowi Berlabuh di Kaltim 

Pencapaian pembangunan manusia dan masyarakat sudah banyak yang tercapai, seperti menurunkan angka stunting (pertumbuhan tinggi dan berat badan bayi yang tidak sesuai dengan standar). Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebutkan pada tahun 2017 angka stunting di Indonesia 36,4 persen, sedangkan pada tahun 2013 angka stunting 37,2 persen. Pada tahun 2018 angka stunting di Indonesia turun sampai pada angka 23,6 persen.

Memang, ada dimensi yang belum tercapai dengan baik, seperti tingkat inflasi, pengangguran terbuka, dan penyediaan lapangan kerja serta tax ratio.

Agaknya, dalam kaitan capaian dan tidak tercapai itulah kemudian Jokowi menjelaskan kriteria menteri yang akan dia pilih dalam menjalankan roda pemerintahan. Untuk memenuhi dahaga masyarakat banyak beredar nama-nama kabinet dan menteri yang dipastikan sebagai hoax.

Jokowi menyebutkan beberapa kriteria, al. terkait dengan umur yaitu akan ada menteri dengan umur pada rentang usia 20-30 tahun. Dan lagi, menurut Jokowi, akan banyak pula menteri dengan umur pada rentang usia 30-an tahun. Ini membuat banyak orang penasaran karena belakangan ini banyak politisi dan tenaga ahli di berbagai bidang yang berusia muda.

Proporsi menteri dari kalangan partai politik (Parpol), terutama Parpol koalisi, dan profesional bisa 40:60, tapi bisa juga sebaliknya karena Jokowi mengharapkan kekuatan di parlemen untuk mendukung program kerjanya.

Persyaratan lain yang disebutkan Jokowi adalah menteri tidak hanya bisa membuat program yang muluk-muluk, tapi harus bisa mengeksekusi program yang dirancang. Tentu saja ini jadi bagian kalangan profesional (muda) yang belakangan ini muncul dengan terobosan di bidang bisnis dan perdagangan dengan jasa online (daring).

Selain menguasai teknologi, menurut Jokowi, menteri yang akan mengisi Kabinet Kerja II adalah orang-orang yang memahami manejerial. Lagi-lagi ini porsi profesional (muda). Dan tentu saja harus memahami (perkembangan) teknologi, terutama teknologi informasi (IT).

Tentu saja yang terakhir tapi tidak kalah pentingnya adalah integritas. Ini juga hanya bisa diandalkan dari kalangan profesional. Maka, langkah-langkah yang dijalankan Jokowi dalam memilih menteri membuat banyak kalangan penasaran menunggu nama-nama yang dipilih Jokowi (Bahan-bahan dari setkab.go.id dan sumber-sumber lain). []

Berita terkait
PDI Perjuangan dan Porsi Menteri Kabinet II Jokowi
Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan wajar saja bila partainya mendapat porsi menteri paling banyak di periode II Jokowi.
Bocoran Terpanas 5 Kader Gerindra Calon Menteri Jokowi
5 nama calon menteri dari Partai Gerindra disebut-sebut masuk ke Kabinet Kerja jilid II. Siapa saja mereka?
Dapat Jatah Menteri atau Tidak, SBY Hadir di Pelantikan
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memastikan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono hadiri pelantikan Jokowi-Maruf.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban