Jokowi, Bernostalgia Ngontel dari Bundaran UGM ke Kridosono

Berada di Yogyakarta, Jokowi terkenang dirinya zaman masih mahasiswa UGM, mengayuh sepeda ontel dari Bundaran UGM ke Kridosono.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengayuh sepeda dari Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) menuju Stadion Kridosono untuk menemui pendukungnya dalam acara Alumni Jogja Satukan Indonesia, Sabtu (23/3/2019). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 24/3/2019) - Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi kenangan tersendiri bagi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Di kampus tersebut, Jokowi mengenyam bangku kuliah di Fakultas Kehutanan. Saat kuliah, Jokowi acap naik sepeda kayuh alias ngontel.

Pada Sabtu (23/3) saat acara "Alumni Jogja Satukan Indonesia", Jokowi hadir di sana. Jokowi memanfaatkannya untuk bernostalgia. Mengayuh sepeda ontel dari Bundaran UGM menuju Stadion Kridosono Yogyakarta, venue acara digelar. Teman-teman kuliahnya serta ribuan pendukungnya sudah menunggu dengan setia di stadion itu.

Selama ngontel dari Bundaran UGM ke Stadion Kridosono sejauh 1,2 kilometer itu, Jokowi dielu-elukan warga. Beberapa warga nekat menyalami dan berswafoto. Jokowi ngontel ini juga disiarkan melalui tiga layar lebar ukuran besar yang dipasang di Stadion Kridosono.

Ketua Panitia "Alumni Jogja Satukan Indonesia" Ajar Budi Kuncoro mengatakan, acara ini merupakan reuni semua warga yang pernah di Yogyakarta. "Ini agenda reuni semua warga yang pernah di Yogya, mulai dari yang pernah sekolah, kuliah, kerja serta indekos hingga kenangan tentang Yogyakarta," katanya, Sabtu (23/3).

Yang penting, seorang pemimpin memberikan aura optimisme, jangan sampai justru membawa pesimisme, menakut-nakuti, Indonesia akan bubar di tahun 2030, katanya Indonesia akan punah, lhoo lhoo lhoo.

Setelah sampai di Stadion Kridosono, lagu Jokowi Gas Pol langsung berkumandang menyambut Jokowi. Sekitar 30.000 warga sejak pagi menunggu langsung mengelu-elukan mantan Wali Kota Solo dua periode ini. "Berapa yang hadir, sekitar 30-an ribu orang," kata pemandu acara Andy F Noya.

Di atas panggung, Jokowi menyapa ribuan pendukungnya. Dia juga memotivasi dan mengingatkan agar pemimpin memberikan optimisme, bukan pesimisme.

Jokowi mengatakan, untuk menahkodai kapal sebesar Indonesia dengan 269 juta penduduk itu tidak mudah. Namun, tetap harus dilaluinya dengan optimisme. "Diperlukan nahkoda yang berpengalaman. Ini karena tidak mudah memimpin Indonesia dengan keragaman baik budaya, adat istiadat dan juga kepercayaan atau agamanya," katanya.

Jokowi mengajak kepada pendukung dan mendoakan agar Indonesia dipimpin orang yang berpengalaman. "Jangan berikan kepada kita, pemimpin yang coba coba. Benar tidak. Jangan dipikir gampang dan mudah mengelola negara sebesar Indonesia," ujarnya.

Di tempat itu, Jokowi menceritakan pengalamannya dalam memimpin, yang dimulainya dari bawah. Mulai dari jabatan sebagai Wali Kota Surakarta selama dua periode, sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai menjadi Presiden.

"Yang penting, seorang pemimpin memberikan aura optimisme, jangan sampai justru membawa pesimisme, menakut-nakuti, Indonesia akan bubar di tahun 2030, katanya Indonesia akan punah, lhoo lhoo lhoo," kata Jokowi.

Kata-kata Jokowi ini langsung mendapat tepuk tangan meriah. Teriakan yel-yel Jokowi berkumandang yang dilantangkan para pendukungnya di tempat itu.

Jokowi menambahkan, sebagai pemimpin saat ada tantangan sebesar apa pun harus berada di depan. "Begitu juga ketika ada rintangan sebesar apa pun, dia (pemimpin) harus di depan. Jangan malah menakut-nakuti rakyatnya," kata Jokowi. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan