Jokowi akan Bangun Pusat Riset Wadah Ribuan Peneliti

Presiden Jokowi akan membangun pusat riset dan inovasi. Tenaga ahli diperkirakan puluhan ribu peneliti. Di mana Jokowi akan membangun?
Presiden Jokowi saat bertemu ilmuwan dan peneliti Indonesia di Hotel Lotte, Busan, Senin, 25 November 2019. (Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membangun cluster besar atau pusat riset dan inovasi di ibu kota baru pengganti Jakarta di Kalimantan Timur. Tenaga ahli diperkirakan puluhan ribu peneliti.

Yang dulu anggarannya banyak ke infrastruktur akan mulai digeser masuk ke riset dan inovasi.

Keinginan Jokowi ini dikatakan saat bertemu dengan para ilmuwan dan peneliti dari Indonesia yang berada di Korsel di Korea Selatan (Korsel).

"Saya enggak tahu nanti perisetnya ada berapa puluh ribu, tapi saya ingin gede banget karena memang sudah kita siapkan lahan di ibu kota yang baru," kata Jokowi di Hotel Lotte, Busan, Korsel, Senin, 25 November 2019, seperti dikutip dari Sekretariat Presiden.

Dana pembangunan kompleks riset tersebut akan disuplai oleh anggaran infrastruktur. Namun, hal itu masih dalam taraf perencanaan.

"Kita ingin kalau sudah masuk ke sana artinya memang harus dibelokkan. Yang dulu anggarannya banyak ke infrastruktur akan mulai digeser masuk ke riset dan inovasi," ujarnya.

Berkaitan dengan riset dan inovasi, Jokowi menjelaskan Indonesia sudah mulai bertransformasi. Dalam bidang energi misalnya, penggunaan B20 yang sebentar lagi menjadi B30 telah berhasil mengurangi impor bahan bakar. Selain itu, Jokowi juga ingin agar Indonesia tidak lagi mengekspor komoditas dalam bentuk bahan mentah.

"Saya kira negara kita memang terlalu banyak barang-barang yang bisa diubah dari yang dulunya diekspor barang mentah, menjadi barang-barang jadi atau setengah jadi," katanya.

Pertemuan ini, kata Jokowi, mendorong semangat mewujudkan Indonesia emas 2045. Pada saat itu, lanjut dia, Indonesia disebut akan menjadi empat besar kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan per kapita mencapai USD 23.000-29.000 per tahun.

"Kalau sekarang UMK kita baru Rp 2-3 juta, nantinya sudah berada pada Rp 27 juta per bulan. Lompatan yang sangat besar sekali dan itu akan terjadi kalau step-step besar, pekerjaan-pekerjaan besar di negara kita ini kita lalui dengan tahapan-tahapan yang benar, tanpa terganggu oleh misalnya turbulensi politik," ujarnya.

Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut, antara lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Duta Besar Indonesia untuk Korsel Umar Hadi. []

Berita terkait
Menteri Jokowi Disentil Bebas Partai Persis Bos BUMN
Ekonom menyentil sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang berstatus dari partai harusnya sama seperti bos BUMN.
Jokowi Ingin Tiru Desa Kumuh di Korea Selatan
Jokowi ingin tiru desa kumuh di Korea Selatan yang kini Instagrammable mirip Kota Santorini di Yunani.
PKB Minta Jokowi Perhatikan Guru Ngaji dan Madrasah
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR Fathan Subchi meminta Jokowi-Maruf memperhatikan nasib guru mengaji dan madrasah.