Joe Biden Bahas Isu-isu Global dengan Pemimpin Dunia

Ketika Presiden AS, Donald Trump, menolak mengakui kemenangan Joe Biden melalui Pilpres, Biden terus menjalin hubungan dengan pemimpin dunia
Presiden terpilih AS Joe Biden (Foto: voaindonesia.com/Reuters).

Jakarta - Para pemimpin negara-negara sekutu penting di Asia hari Kamis, 12 November 2020, berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden, mengenai masalah-masalah global yang mendesak. Pada waktu yang sama Presiden Donald Trump terus menentang kemenangan Biden dengan gugatan hukum, memperumit transisi pasca pemilihan presiden (Pilpres) AS.

Para pemimpin dunia itu mengatakan mereka membahas pandemi virus corona, perubahan iklim, dan masalah lainnya serta mengatakan Biden tampaknya bermaksud meredakan kekhawatiran mereka mengenai pendekatan Trump, yakni "Amerika yang Utama".

Setelah percakapan telepon selama 15 menit, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan ia dan Biden setuju untuk memperkuat aliansi setelah meningkatnya pengaruh global Tiongkok dan ancaman nuklir Korea Utara. "Saya akan bekerja dengan Presiden terpilih Biden untuk mendukung langkah-langkah memperkuat aliansi Jepang-AS," kata Suga kepada wartawan.

Kantor Biden mengatakan Biden dan Suga membahas "komitmen bersama mereka untuk mengatasi perubahan iklim, memperkuat demokrasi di seluruh dunia, dan memperkuat aliansi AS-Jepang sebagai landasan wilayah Indo-Pasifik yang makmur dan aman."

Juru bicara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk membela Korea Selatan dan membantu negara itu meredakan kebuntuan nuklir dengan Korea Utara. Juru bicara Kang Min-Seok mengatakan kedua pemimpin selama percakapan 14 menit juga setuju untuk bertemu, "mungkin segera" setelah pelantikan Biden 20 Januari.

Kantor Biden mengatakan presiden terpilih itu mengungkapkan keinginan untuk memperkuat aliansi antara negara-negara yang akan berfungsi sebagai "kunci keamanan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik." Biden dan Moon juga membahas "kepentingan bersama dalam memperkuat demokrasi" dan pemulihan ekonomi global," kata kantor Biden.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan ia dan presiden terpilih membahas komitmen mereka untuk memperkuat hubungan. “Kami sepakat bahwa tidak ada waktu kritis bagi aliansi antara kita dan Amerika, tetapi lebih luas mengenai kerja sama, terutama di antara negara-negara yang berpandangan sama dan memiliki nilai-nilai sama, untuk bekerja sama menggalakkan perdamaian dan stabilitas, tentu saja, di kawasan Indo-Pasifik."

Biden, menurut pernyataan kantornya mengatakan ia menyambut baik kesempatan untuk berkolaborasi erat dengan Morrison “dalam banyak tantangan, termasuk mengatasi pandemi Covid-19 dan memperhatikan ancaman kesehatan global di masa depan; menghadapi perubahan iklim; meletakkan dasar-dasar bagi pemulihan ekonomi global; memperkuat demokrasi; dan memelihara kawasan Indo-Pasifik yang aman dan sejahtera.”

Hampir semua pemimpin negara-negara besar dunia telah mengakui Biden sebagai presiden terpilih, meskipun Trump terus menyampaikan tuduhan adanya kecurangan yang tidak berdasar dan mengklaim ia telah memenangkan pemilu 3 November 2020. Yang belum memberikan pengakuan adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (my/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Sekutu Donald Trump Sampaikan Ucapan Selamat Untuk Joe Biden
Satu per satu pemimpin negara yang selama ini dikenal sebagai sahabat atau sekutu dekat Donald Trump mulai ucapkan selamat kepada Joe Biden
Paus Fransiskus Doakan Presiden Terpilih AS Joe Biden
Setelah Joe Biden diproyeksikan sebagai Prisiden AS terpilih beberapa pemimpin dunia yang ucapkan selamat, kali ini ucapan selamat Paus Fransiskus
Joe Biden Terpilih Ada Pemimpin Dunia Belum Beri Selamat
Beberapa kepala negara di Eropa, Asia, dan Timur Tengah belum mengucapkan selamat kepada Joe Biden sebagai Presiden AS terpilih
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.