Jika Pilpres Dilakukan Sekarang, Survei Indikator: Jokowi Masih Unggul Atas Prabowo

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 34,8 persen.
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo berbicara di hadapan ribuan Tim Kampanye Daerah (TKD) dan relawan di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (25/11/2018). Acara tersebut dihadiri 2200 orang Calon Legislatif (Caleg) dari partai koalisi Indonesia kerja, 400 orang Tim Kampanye Nasional (TKN) dan relawan yang siap memenangkan pasangan calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Provinsi Sumatera Selatan. (Foto: Antara/Nova Wahyudi)

Jakarta, (Tagar 8/1/2019) - Lembaga penelitian Indikator Politik Indonesia merilis survei teranyar tingkat keterpilihan capres-cawapres Pemilu 2019.

Dalam survei tersebut, elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin di atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasangan nomor urut satu menang jika Pemilihan Presiden (Pilpres) dilakukan saat ini.

"Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, Jokowi masih unggul atas Prabowo Subianto," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Burhanuddin Muhtadi di kantornya, di Jalan Cikini V Nomor 15 A, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/1).

Survei yang dilakukan pada 16-26 Desember 2018 itu menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 34,8 persen. Pemilih Prabowo dan Jokowi naik dibanding bulan Oktober. Meski, secara statistik dalam tiga bulan terakhir tidak signifikan.

"Jokowi dan Prabowo sedikit meningkat dibanding bulan Oktober dan pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) cenderung menurun. Namun, secara statistik dinamika dalam tiga bulan terakhir tidak signifikan," lanjutnya.

Survei Indikator dilakukan terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun atau lebih, atau telah menikah ketika survei dilakukan. Dengan teknik multistage random sampling dan memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selanjutnya Lembaga Indikator melakukan wawancara responden terpilih dengan cara tatap muka. Kemudian dilakukan secara random proses quality control sebanyak 20 persen.

Berita terkait
0
Inovasi Minyak Makan Merah Alternatif Pencegahan Stunting
Minyak makan merah sendiri merupakan inovasi minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional membantu pencegahan stunting