Untuk Indonesia

Jika Ahok Menjadi Direktur BUMN

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama segera menjadi dirut BUMN. Opini Lestantya R. Baskoro
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seusai menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. (Foto: Tagar/ Fernandho Pasaribu)

SETELAH publik “kehilangan” Menteri Susi Pudjiastuti yang kaya gebrakan, kini figur semacam itu muncul kembali -dan mungkin banyak yang menunggunya: Basuki Tjahaja Purnama. Tak menjadi menteri tapi mantan gubernur Jakarta yang kini lebih senang dipanggil “BTP” itu disebut-sebut segera menduduki sebuah pos direktur utama badan usaha milik negara (BUMN). Konon, PT Inalum (Indonesia Asahan Alumium).

Perusahaan BUMN memerlukan pemimpin yang memiliki kemampuan komprehensif. Tak hanya piawai mencari terobosan bisnis dan mendatangkan untung, juga figur yang bersih. Untuk sebuah BUMN yang banyak benalu dan kongkalikongnya ada syarat lain: memiliki nyali membersihkan semua “kotoran” yang menebal -dan menjadi kerak- di sana.

BTP alias Ahok memenuhi semua syarat itu. Ia pengusaha -dan karena itu memiliki jiwa bisnis- , nyali dan ketegasannya tak diragukan, dan sejauh ini sosoknya bersih.

Selama ini kita tahu perusahaan-perusahaan BUMN belum menunjukkan hasil yang membanggakan. Bahkan, banyak yang justru sakit dan sekarat. Bertahun-tahun. Perusahaan-perusahaan plat merah itu juga cenderung untuk “jalan sendiri,” tidak bersinergi, dan berkolaborasi sebagai sebuah kekuatan yang secara bisnis bisa melawan perusahaan asing. 

Dengan kondisi semacam itu maka impian perusahaan-perusahaan BUMN menjadi “lokomotif pembangunan,” demikian istilahnya, hanya sekadar muncul dalam angan-angan. Kita bisa menunjuk sejumlah contoh perusahaan BUMN yang kondisinya compang-camping atawa sulit bergerak lantaran diganduli utang. Misalnya, PT Asuransi Jiwasraya, PT Pos, dan PT Krakatau Steel.

Menteri BUMN yang baru, Erick Thohir, yang berlatar belakang kental sebagai pengusaha, punya tugas besar membenahi perusahaan BUMN yang kondisinya bagai kerakap di atas batu. Erick, beberapa saat setelah ditunjuk menjadi menteri BUMN menegaskan, salah satu visinya adalah membangun eksosistem sehat BUMN. 

Tekad Menteri Erick perlu didukung. Tanpa ekosistem sehat sulit memang sebuah BUMN bisa “bergerak” lincah dan gesit mengikuti perubahan zaman yang cepat ini. PT Pos yang terseok-seok akibat gagal mengantisipasi era digital adalah contohnya.

Erick -tentu tak bisa lepas dari peran Presiden Jokowi- telah menunjuk Ahok duduk di pucuk pimpinan perusahaan BUMN. Dengan sosoknya yang sudah banyak kita tahu itu, kita berharap Ahok bisa meroketkan perusahaan BUMN seperti yang banyak diharapkan selama ini: membawa kesejahteraan masyarakat, menguntungkan negara, dan menjadi contoh perusahaan BUMN ideal dan profesional.

Jika benar ia memimpin Inalum -perusahaan yang menjadi holding BUMN Tambang- kita berharap perusahaan itu tumbuh menjadi perusahaan raksasa yang disegani di dunia. Dan seperti Susi Pudjiastuti, bisa jadi kita akan disuguhi kejutan-kejutan ala BTP dalam membenahi perusahaan besar -asetnya tak kurang Rp 162 triliun- yang menjadi tanggung jawabnya itu. []

Penulis: wartawan, pengamat hukum


Berita terkait
Ahok Jadi Direksi BUMN November atau Desember Tahun Ini
Ahok, akan segera menempati jabatan penting di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada November atau Desember tahun ini.
Menanti Gebrakan Erick Thohir Jika Jadi Menteri BUMN
Bos Mahakam Group Erick Thohir disebut-sebut akan diunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri BUMN menggantikan Rini Soemarno.
Ahok Masuk BUMN, Kemungkinan Inalum atau Pertamina?
Ahok akan menjadi salah seorang direksi di salah satu BUMN. Ia mengaku siap untuk dilibatkan dalam pengelolaan BUMN.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi