Jepang Akan Segera Akhiri Keadaan Darurat Corona di Tokyo

Jepang diperkirakan akan ambil keputusan untuk segera akhiri keadaan darurat di Tokyo terkait dengan pandemi virus corona
Seorang pria berjalan ke stasiun kereta di Tokyo, 5 Maret 2021. PM Jepang, Yoshihide Suga, 19 Maret 2021, umumkan pemerintah memperpanjang keadaan darurat di wilayah Tokyo selama dua minggu lagi (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Jepang diperkirakan akan mengambil keputusan untuk segera mengakhiri keadaan darurat yang telah diberlakukan selama berbulan-bulan di Tokyo terkait dengan pandemi virus corona (Covid-19). Keputusan tersebut diambil, 18 Maret 2021, meskipun ada kekhawatiran mengenai kemungkinan terjadinya lonjakan jumlah kasus seiring perayaan musim semi dan penyelenggaraan estafet obor Olimpiade pekan depan.

Para ahli di panel yang ditugaskan oleh pemerintah akan mengakhiri keadaan darurat itu mulai hari Minggu mendatang. Langkah ini menegaskan keinginan pemerintah untuk meminimalkan beban pada bisnis dan menjaga perekonomian tetap berjalan. Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa terlepas dari keberhasilan Tokyo menurunkan tingkat infeksi baru, lonjakan jumlah kasus baru mungkin terjadi.

Tokyo dan tiga prefektur tetangganya telah memberlakukan keadaan darurat sejak 7 Januari. Kebijakan ini terutama mengharuskan restoran dan bar tutup pada pukul 20.00 dan mematuhi protokol kesehatan, serta meminta perusahaan-perusahaan agar mengizinkan para karyawan mereka untuk lebih sering bekerja dari rumah. Tindakan darurat serupa telah dicabut di enam daerah perkotaan akhir bulan lalu.

corona jepangPuluhan orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona melintasi persimpangan sibuk di distrik perbelanjaan Shibuya Tokyo, Sabtu, 26 Desember 2020. (Foto: voaindonesia.com/Kyodo News via AP)

Jepang telah berhasil mempertahankan kasus virus dan kematian relatif rendah tanpa memberlakukan lockdown ketat. Jumlah kematian terkait Covid-19 sekitar 8.700 orang.

Menteri Ekonomi Jepang, Yasutoshi Nishimura, yang bertanggung jawab atas langkah-langkah pemerintah terkait pandemi, mengatakan indikator-indikator seperti kasus baru harian dan tingkat hunian rumah sakit telah turun ke tingkat yang memungkinkan keadaan darurat dicabut di prefektur Tokyo, Kanagawa, Chiba dan Saitama. Ia mengatakan Perdana Menteri Yoshihide Suga akan membuat pengumuman resmi pada Kamis, 18 Maret 2021, malam.

“Kami akan mencabut keadaan darurat namun tetap dalam kewaspadaan tinggi,'' kata Nishimura kepada wartawan.

Shigeru Omi, seorang dokter di panel ahli virus corona, mengatakan, langkah-langkah kehati-hatian setelah masa darurat berakhir akan sangat penting. “Kita harus mencegah lonjakan penularan baru. Kita harus menghindari tekanan pada sistem medis dan kesehatan masyarakat seperti yang pernah terjadi sebelumnya,'' kata Omi.

Sejak tahun lalu, ekonomi Jepang dihantam oleh penurunan konsumsi, pariwisata, ekspor, dan manufaktur.

corona jepangWarga berjalan di pusat perbelanjaan terkenal di Harajuku di Tokyo pada hari Kamis, 17 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Keputusan untuk mencabut peraturan itu muncul hanya beberapa hari sebelum estafet obor Olimpiade nasional dimulai di prefektur Fukushima, di bagian timur laut Jepang, pada 25 Maret 2021.

Kasus baru di ibu kota Jepang naik menjadi 409 pada hari Rabu, 17 Maret 2021, tertinggi dalam sebulan dan naik dari 300 pada satu hari sebelumnya. Hingga Rabu, 17 Maret 2021, Jepang mencatat 451.186 kasus dan sekitar 8.717 kematian secara nasional, seperti dikatakan pejabat Kementerian Kesehatan Jepang (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ekonomi Jepang Perlahan-lahan Mulai Bangkit dari Pandemi
Pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal kedua 2020 berturut-turut menunjukkan pemulihan dari keterpurukan akibat pandemi virus corona
Menhan dan Menlu Amerika Bertemu PM Jepang di Tokyo
Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri AS serta Jepang bertemu untuk membahas kekhawatiran bersama mereka mengenai ambisi teritorial China
Menlu Blinken ke Jepang dan Korea Selatan Bahas Isu China
Menlu AS tiba di Tokyo pada Senin, 15 Maret 2021, sebelum ke Korea Selatan untuk galang aliansi baru menghadapi China