Untuk Indonesia

Jempol CEO Bukalapak Meniru Gaya Prabowo dan Sandi

Langkah Zaky menyerang Jokowi dengan info palsu atau data kadaluarsa, mirip apa yang selama ini dilakukan Prabowo dan Sandi.
Eko Kuntadhi Pegiat Media Sosial

Oleh: Eko Kuntadhi*

Kalau jempol bisa ngomong. Ngomong-ngomong....

Mungkin jempolnya Achmad Zaky, CEO Bukalapak, sekarang sedang diistirahatkan. Kedua jempol itu menyesal telah mengetik jajaran huruf yang membuat jutaan orang marah. Setelah kemarin dia keseleo.

Zaky mestinya tahu politik memang agak panas. Ngapain dia sok, ikut-ikutan bicara soal presiden baru. Twitnya yang menggunakan data kadaluarsa itu juga membuat Bukalapak kehilangan banyak pelanggan.

Kabarnya, sekarang sudah lebih dari 200 ribu orang meng-uninstall aplikasi Bukalapak dari handphone-nya. Gilanya, sebelum meninggalkan aplikasi mereka menciptakan jejak digital di Google Playstore dengan mengklik bintang satu, sebagai penilaian terburuk.

Kontan rating BL melorot seperti celana dalam.

Twit Zaky dianggap sebagai serangan dia secara terbuka kepada Jokowi. Ungkapannya soal Presiden baru juga diasumsikan dukungan terbuka pada Prabowo.

Orang marah bukan karena soal pilihan politik Zaky. Orang sebal karena untuk menyerang Jokowi, Zaky menggunakan data kadaluarsa. Apalagi publik tahu, Jokowi adalah Presiden yang telah memberikan perhatian banyak pada BL dan Zaky.

Begini. Dalam cuitannya Zaky menggunakan data 2013 untuk mengkritik pemerintahan sekarang. Ia mengklaim itu data 2016, dan bilang anggaran riset kita hanya 2 miliar dolar AS. Padahal pada 2018 anggaran riset kita sudah mencapai 9,4 miliar dolar AS.

Dibanding periode Presiden sebelumnya, angka itu sangat jauh meningkat. Sampai lima kali lipat. Tapi kenyataan ini disembunyikan Zaky, demi sebuah kesimpulan yang diinginkannya: Presiden baru!

Langkah Zaky ini --menyerang Jokowi dengan info palsu atau data kadaluarsa-- mirip apa yang selama ini dilakukan Prabowo dan Sandi.

Prabowo teriak ke mana-mana penduduk miskin bertambah banyak. Ia menuding Jokowi memiskinkan masyarakat. Padahal kalau mengacu data BPS, penduduk miskin kita tinggal 9,8%. Menurun jauh dibanding lima tahun lalu.

Pada kesempatan lain, Prabowo juga bicara harga-harga semakin mahal. Entah dari mana kesimpulannya. Jika ia mau membuka data BPS sebentar, dia akan mendapatkan bahwa empat tahun belakangan ini angka inflasi gak lebih dari 3,5% saja.

Yang paling menggelikan, Prabowo bilang harga beras mahal. Solusinya, kata Prabowo dia akan stop impor. Ini jelas menggelikan. Harga mahal atau murah sangat bergantung pada kesediaan beras. Kalau impor beras distop, akibatnya beras langka. Justru malah membuat harganya jadi mahal.

Memang tidak dibutuhkan pikiran waras untuk menerjemahkan omongan Prabowo. Hanya dibutuhkan segumpal kedunguan untuk memahaminya.

Wakilnya, Sandiaga Uno juga sama. Dia berkata, harga makanan di Indonesia lebih mahal dari Singapura. Orang yang tahu harga-harga jajanan di Singapura pasti ketawa ngakak. Di Indonesia orang masih bisa makan bakso semangkok Rp 7.000, gak sampai 1 dolar Singapura. Kalau di Singapura duit 1 dolar paling cuma cukup beli permen.

Target Prabowo dan Sandiaga menggunakan informasi palsu itu, untuk menyerang keberhasilan Jokowi. Mereka membodohi rakyat dengan plintiran informasi. Agar rakyat tercerabut rasa bersyukurnya terhadap kemajuan yang sudah berhasil dibangun Presiden Jokowi.

Nah, suasana tercerabut rasa syukur itu juga yang dimainkan oleh jempol Achmad Zaky. Bukalapak berkali-kali di-endorse Jokowi. Presiden bahkan menyempatkan hadir di acara ulang tahun perusahaan tersebut. Tapi apa balasannya: Zaky meminta presiden baru.

Setelah seruan uninstall Bukalapak tersebar, sebetulnya tidak semua pendukung Jokowi setuju dengan langkah itu. Tapi, seruan tersebut kemudian dilawan dengan tagar #IninstallJokowi. Belum lagi akun-akun yang selama ini dikenal sebagai pembenci Jokowi ikut membela Zaky. Bahkan akun resmi Gerindra juga ikutan membela. Kesannya memang Zaky benar ada di kubu mereka.

Akibatnya, justru makin membesarkan isu ini. Juga makin membuat orang terdorong melakukan uninstall beneran.

Itulah akibatnya jika seorang pebisnis genit jempolnya.

Kalau jempol Zaky bisa ngomomg. Ngomong-ngomong. Mungkin dia akan menyesal....

*Penulis adalah Pegiat Media Sosial

Baca juga:

Berita terkait