Jelang Idul Fitri, Harga Pisang 20 Ribu Per Tandan

Menyambut hari raya Idul Fitri, harga pisang yang dijual pedagang di Pasar Terpadu Dinoyo, Kota Malang, mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Pasar Terpadu Dinoyo, Malang. (Foto: Felix)

Malang, (Tagar 8/6/2017) - Menyambut hari raya Idul Fitri, harga pisang yang dijual pedagang di Pasar Terpadu Dinoyo, Kota Malang, mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan yakni dari  harga Rp 5.000 per tandan berubah menjadi Rp 20.000 per tandan. Akibat dari kenaikan harga tersebut, banyak pedagang yang mengeluh karena dagangannya sepi pembeli.

Tai’n, salah satu pedagang pisang yang ditemui tagar.id pada Kamis (8/6) sekitar pukul 13.30 WIB di Pasar Terpadu Dinoyo, mengeluhkan hal tersebut. Menurut Tai’n, kenaikan harga pisang ini disebabkan oleh berpindahnya para pedagang dari pasar Merjosari ke pasar terpadu Dinoyo dan pasar Landungsari, sehingga menyebabkan sepi pembeli.

“Itu, loh, sepi pembeli karena kami para pedagang ini telah dipindahkan dari pasar Merjosari ke pasar terpadu Dinoyo. Dan ada yang dipindahkan ke pasar Landungsari,” ungkapnya polos.

“Sebelumnya, harga pisang itu per tandan cuman 5.000 saja. Tetapi karena pisang itu didatangkan dari luar Malang, ya akhirnya menjadi 20.000 per tandan. Dan juga katanya dari para petani bahwa belum musim panen pisang,” tambah Tai’n dengan ekspresi kurang bersemangat.

Selain sepi pembeli karena terbagi dua tempat, lanjutnya, juga dipengaruhi oleh naiknya harga pisang yang didatangkan dari luar Malang, dengan lokasi pasar yang belum banyak didatangi pembeli di pasar Dinoyo tersebut.

“Ini karena pemerintah memindahkan kami ke sini (pasar Dinoyo, red) dan Landungsari. Ya, semoga saja pembeli (masyarakat) mau segera datang ke sini untuk berbelanja. Saya berjualan ini, kan, untuk menghidupi keluarga saya. Serta ingin membayar pendidikan anak-anak saya,” katanya lagi, sembari dihibur rekan-rekannya sesama pedagang pisang.

“Pisang-pisang itu didatangkan dari Pujiajo dan Sendang Biru. Kan, jaraknya jauh. Sudah jauh jaraknya, berpengaruh pada tarif angkut,” bebernya lagi seraya menambahkan bahwa biaya angkut sekali jalan bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah dengan jarak tempuh yang sangat jauh.

“Pernah sekali, saya minta sewa angkut pisang dari Sendang Biru ke pasar Merjosari waktu itu, sampai di tengah jalan, mobil sewaannya buat mengangkut pisang, mengalami kerusakan. Akibat kerusakan itu, ya, dikenakan biaya lagi yang dibebankan kepada saya,” urainya seraya bercerita untuk mengenang peristiwa tersebut, sembari melayani seorang pembeli yang membeli setandan pisang jualannya.

Pantauan wartawan tagar.id di lokasi pasar terpadu Dinoyo, memang terlihat sepi. Hanya terlihat para tukang di sisi kiri dan kanan bagian dalam pasar yang tengah bekerja memasang pintu dan lampu. Juga terlihat seorang petugas penarik pajak, security, dan cleaning service yang sibuk hilir-mudik di area pasar.

Perlu diketahui, pasar terpadu Dinoyo itu terbagi dalam blok-blok. Misalkan, blok A dan B dikhususkan berjualan emas (perhiasan) dan buah-buahan. Sedangkan blok C, dikhususkan berjualan pisang, kelapa, ikan, dan daging ayam. (felix)

Berita terkait