Jansen Sitindaon Kritik Harga Swab Test yang Mahal

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengkritik soal mahalnya harga swab test. Berharap pemerintah menerbitkan aturan harga standar.
Ilustrasi swab test. (Foto: tangkapan layar Facebook)

Jakarta - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengkritik soal mahalnya harga swab test. Berharap pemerintah menerbitkan aturan harga standar untuk tes virus corona tersebut.

Kritik putra Dairi itu disampaikan di akun media sosial Facebook, Instagram dan Twitter miliknya pada Selasa, 15 September 2020.

"Jika menganggap postingan ini ke depan akan berguna buat anda atau keluarga, tolong dibagikan agar segera ada perubahan demi kebaikan kita bersama," tulis Jansen, mengawali statusnya yang dikutip dari akun Facebook Jansen Sitindaon Goarna.

Dia menulis, karena tes adalah kunci mendeteksi corona, maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sebaiknya segera mengeluarkan aturan standarisasi harga swab mandiri.

"Buat terjangkau dan harganya sama di semua rumah sakit. Orang secara sadar sudah mau nge-test dirinya malah mahal sekali. Kemarin saya swab kena Rp 2,4 juta," tulisnya.

Disebutnya, dulu harga rapid test juga gila-gilaan dan komersil sebelum diatur menjadi seharga Rp 150 ribu.

Bagi yang terpaksa tetap aktivitas ke luar rumah di masa covid ini, kata Jansen, melakukan swab adalah bagian dari tanggung jawab sosial kepada lingkungan, keluarga bahkan negara. 

"Agar tidak jadi pembawa virus. Harusnya harganya dibuat terjangkau," tukas dia.

Menurut pria yang juga advokat ini, tugas pemerintah ada tiga 3T, yakni test, tracing dan treatment.

Tugas masyarakat 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Maka, jika swab test harganya murah, maka rakyat bisa melakukan M ke-4, yakni melakukan test.

Ada negara yang mengatur jika di rumah sakit swasta bayar, tapi di rumah sakit negeri gratis

"Inilah jalan menyelamatkan keluarga, teman dan lain-lain dari penularan dan meringankan beban megara melakukan tracing," ujarnya.

Jansen menyebut, datangnya Covid-19 secara tiba-tiba hal yang mengagetkan bagi semua pihak, tak terkecuali pemerintah dan di sana-sini membutuhkan pembenahan termasuk soal harga swab test yang mahal.

"Jadi mari kita benahi dan cari solusinya. Demi kebaikan bersama pemerintah memimpin kami rakyat ikut," katanya.

Dia mengatakan, status dan cuitannya di media sosial ini sebagai informasi agar harga swab mandiri, jikapun harus bayar, sebaiknya dibenahi pemerintah.

"Minimal harganya dibuat seragam di seluruh rumah sakit di Indonesia ini. Karena corona ini tak tahu kita kapan berakhirnya, sedangkan tes ini masih harus terus wajib dan rutin kita lakukan ke depannya," pungkasnya.

Dihubungi terpisah, praktisi kesehatan Sumut dr Maya Damanik mengakui harga swab test sangat mahal dan berbeda di setiap rumah sakit swasta dan negeri termasuk di Sumut.

Menurut dokter yang pernah menjadi Wakil Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, itu salah satu penyebab harga swab test mahal karena reagensia dan alatnya.

Meski begitu, kata dia, pemerintah sudah selayaknya membuat harga swab test di masa pandemi ini lebih terjangkau dan standar di seluruh rumah sakit di Indonesia.

"Di Malaysia dan Thailand misalnya, harga swab itu sama rata. Ada standarnya. Memang ada negara yang mengatur jika di rumah sakit swasta bayar, tapi di rumah sakit negeri gratis. Pemerintah melalui Kemenkes bisa juga melakukan hal sama," kata dia.[]  


Berita terkait
Kritik Bawaslu, KPU Kota Tangsel Tak Lakukan Tes Swab
Bawaslu Kota Tangsel memberikan kritik tajam untuk KPU Tangsel. Tiga pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada tidak tes swab.
Swab Test di Jawa Barat Capai 50 Ribu per Minggu
Tes usap atau swab test dengan metode PCR di Jawa Barat (Jabar) kini suah mampu mencapai 50 ribu specimen per minggu
Setiap Pekan 50.000 Swab Test di Jawa Barat
Jawa Barat jalankan tes swab sesuai dengan standar WHO yaitu 1% dari total penduduk, sehingga warga Jabar yang harus dites sekitar 500 ribu
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.