Jangan Share Foto Korban, Ini Alasannya

Petugas mengevakuasi korban di lokasi ledakan di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). (Foto: Ant/Didik Suhartono)
Petugas mengevakuasi korban di lokasi ledakan di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). (Foto: Ant/Didik Suhartono)

Surabaya (Tagar 13/5/2018) - Beberapa saat setelah ledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, foto-foto dan video kerusakan dan korban langsung menjadi viral di media sosial.

Mencermati fenomena tersebut, Kabid Humas Polda Jawa Timur (Jatim) Kombes Pol Frans Barung Mangera menghimbau supaya masyarakat tidak menyebarkan foto atau video tersebut.

"Jangan dishare foto korban," kata Frans Barung.

Sejauh ini, berbagai foto kondisi pasca bom meledak banyak beredar.

Imbauan serupa muncul di media sosial. Dalam imbauan dikatakan, penyebaran foto-foto hanya akan membuat kelompok pelaku pengeboman bangga. Penyebaran foto juga menjadi tujuan mereka dengan membuat teror.

Imbauan juga dilontarkan kalangan sarjana komunikasi Almamater Wartawan Surabaya. Mereka meminta tidak ada lagi share foto korban.

"Kami juga mengamati bagaimana kedewasaan jurnalis dan masyarakat di Eropa ketika ada bom tidak pernah ada gambar berdarah-darah yang keluar," kata Tarmuji Talmacsi, alumi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya (Stikosa).

Dengan tidak menyebarkan foto dan video maka akan mengurangi beban masyarakat atas kejadian tersebut. Termasuk juga kondisi psikologis keluarga korban.

Seperti diketahui, Polda Jatim menyatakan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya. Polda meminta supaya masyarakat tidak mudah terpancing dan percaya dengan info lain terkait jumlah lokasi bom bunuh diri. (lut)

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu