Jamu Sirkuma Hadirkan Prestasi Desa Nyalian

Warga Desa Nyalian Klungkung, Bali, mampu menghasilkan jamu tradisional dari racikan daun sirih, kunyit dan madu (sirkuma).
Petugas melakukan proses penirisan rempah-rempah secang di Pusat Saintifikasi dan Pelayanan Jamu (PSPJ) di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/9). (Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra)

Jakarta - Warga Desa Nyalian Klungkung, Bali, mampu menghasilkan jamu tradisional dari racikan daun sirih, kunyit dan madu (sirkuma). Pembuatannya pun dengan alat tradisional sehingga jamu olahan ini membuat Desa Nyalian berprestasi.

"Selama hampir enam tahun, ya baru kali ini diundang langsung oleh gubernur Bali, untuk memperkenalkan gimana cara produksi Jamu ini, terutama ini kan berasal dari sari-sari tumbuhan,dan masih tradisional sekali," ujar pemilik sekaligus penjual Jamu Sirkuma, Ni Putu Resmiati, mengutip Antara, Minggu 16 Juni 2019.

Dia mengatakan pernah mengikutkan jamu Sirkuma dalam beberapa ajang pameran, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, hingga dipamerkan sebagai bahan lomba desa.

Putu menjelaskan jamu Sirkuma memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama yang memiliki masalah kesehatan, seperti diabetes, maag, batuk, hingga perokok berkat campuran bahan tradisional, seperti daun pegagan (daun piduh), kunyit, kencur, sirih merah, beras merah, dengan tambahan madu.

Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat Jamu pun mudah diperoleh karena merupakan hasil pertanian di Desa Nyalian. Menurutnya, langkah ini bisa menjadi salah satu cara untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para petani dengan menjalin kerja sama.

"Usaha ini, awalnya dari pengalaman pribadi saya yang perah mengalami sebuah insiden kecelakaan hingga menimbulkan kesulitan saat makan dan minum obat, jadi hanya bisa pakai infus saja, dari situ keluarga saya mencoba membuat jamu dari campuran daun piduh dan juga kunyit, hasilnya beberapa kali rutin minum jamu, saya sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa lagi," jelas Resmiati.

Dengan berbekal pengalaman pribadi sekitar enam tahun hingga kini Resmiati yang juga dibantu dua karyawan bersama keluarganya meneruskan membuat olahan jamu tradisional ini.

Selain itu, terdapat empat jenis olahan Jamu Sirkuma, yaitu olahan cem-cem, kunyit, kencur dan sirih. Masing-masing bahan tersebut memliki manfaat yang berbeda dilihat sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Pemasarannya juga disebar tidak hanya daerah Klungkung saja melainkan hingga ke berbagai pelosok, seperti daerah Ubud, Gianyar, Tabanan, Denpasar, dan Karangasem.

"Prosesnya, berawal dari air yang direbus selama lima jam, terus bahan-bahan yang sudah dipilih, kayak kencur, kunyit itu lalu dibersihin, dicuci dan satu per satu diblender sampai halus, ada juga yang dicampur seperti kunyit daun piduh, lalu disaring, ditambah gula batu atau madu," kata Resmiati.

Dia menuturkan durasi yang dibutuhkan dalam pembuatan sekitar 7-8 jam, dan dapat bertahan tiga hari dalam lemari es. Harga yang ditawarkan dari Rp 30.000 hingga Rp 250.000 dilihat dari jenis penyakitnya.

Di samping itu, Resmiati menjelaskan untuk dapat membedakan masing-masing olahan jamu, yang melalui proses dengan benar maupun tidak, dapat dilihat dari rasa dan teksturnya sebelum dikonsumsi.

"Biasanya kalau jamu dengan warna kunyit kuning menyala, terus juga mengental kalau didiamkan, nah itu harus hati-hati, apalagi setelah diminum langsung memberikan efek batuk dan sakit tenggorokan," ujarnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.