Jadi Korban Mafia Tanah, Dino Patti Djalal Colek Anies Baswedan

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, menjadi korban pemalsuan sertifikat rumah yang diduga dilakukan oleh komplotan mafia tanah.
Dino Patti Djalal. (Foto: Instagram/dinopattidjalal)

Jakarta - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, menjadi korban pemalsuan sertifikat rumah yang diduga dilakukan oleh komplotan mafia tanah. Ia pun mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran untuk mengusut perkara tersebut.

Lewat cuitan di akun media sosial Twitter, Dino Patti Djalal mengatakan bahwa ibundanya telah menjadi korban mafia tanah dengan modus pemalsuan sertifikat. Ia meminta agar masyarakat yang menjadi korban untuk berani melawan jika mengalami kasus serupa.

"Sy mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan+Kapolda Metro utk meringkus SEMUA komplotan mafia tanah yg kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat. Sy juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah. Para korban mafia tanah agar bersatu melawan mrk #berantasmafiatanah," cuit Dino melalui akun Twitter miliknya, dikutip Tagar pada Kamis, 11 Februari 2021.

Dalam rangkaian cuitan yang sama, Dino Patti Djalal juga menjelaskan bahwa orangtuanya baru menyadari telah menjadi korban mafia tanah setelah sertifikat tanah miliknya berubah kepemilikan.

Menurutnya, perkara ini dilakukan oleh komplotan profesional dengan perencanaan yang tersusun rapi.

"Modus komplotan: mengincar target, membuat KTP palsu, berkolusi dgn broker hitam+notaris bodong, dan pasang figur2 "mirip foto di KTP" yg dibayar utk berperan sbg pemilik KTP palsu. Komplotan ini sudah secara terencana menargetkan sejumlah rumah ibu sy yg sudah tua," kata dia.

"Agar publik waspada : satu lagi rumah keluarga saya dijarah komplotan pencuri sertifikat rumah. Tahu2 sertifikat rumah milik Ibu saya telah beralih nama di BPN padahal tidak ada AJB, tidak ada transaksi bahkan tidak ada pertemuan apapun dgn Ibu saya," tulis Dino.

Dino Patti DjalalDino Patti Djalal. (Foto: Instagram/dinopattidjalal)

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu menuturkan, ibunya telah lima kali menjadi korban mafia tanah semenjak menjalankan bisnis properti selama 30-40 tahun lamanya.

Sementara kasus pertama dialami pada 2019 lalu dan baru diketahui setahun setelahnya.

"Saya hitung itu yang sudah pasti lima, tapi saya hitung lagi masih ada enggak rumah lain. Tapi yang sudah pasti lima," ujar Dino.

"Tahun 2019 (kejadian pertama), tapi saya baru tahunya (menjadi korban mafia tanah) tahun 2020 lalu," kata dia.

Lima sertifikat yang diubah nama kepemilikannya, berada di beberapa lokasi yang berbeda dan memiliki harga jual yang berbeda-beda pula.

"Harganya tergantung (wilayah). Ada Rp 15 miliar sampai Rp 30 miliar, lain-lain jumlahnya. Itu rumahnya di Kemang dan di Pondok Indah, kan rumah di sana enggak murah," kata dia. []

Berita terkait
Cegah Sengketa, Pemkab Bogor Ingin Aset-aset Tersertifikasi
Pemerintah Kabupaten Bogor lakukan sertifikasi aset pemerintah guna cegah adanya sengketa dan harapkan pada 2021 500 aset dapat tersertifikasi.
Deforestasi Tanah Papua, KLHK: 11 LSM Tutupi Fakta Perizinan
KLHK menegaskan bahwa laporan 11 LSM mengenai deforestasi di Provinsi Papua dan Papua Barat menutupi fakta lokasi deforestasi dan perizinannya.
Kementerian ATR/BPN Berantas Mafia Tanah Modus Pemalsuan
Kementerian ATR/BPN sukses berantas sengketa dan konflik pertanahan akibat mafia tanah, seperti kasus sindikat mafia tanah di Kota Medan.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.