Jadi Incaran Penyebar Hoaks, FSPI: Pekerja Harus Jaga Jari di Media Sosial

Banyaknya serikat pekerja di Indonesia, bukan tidak mungkin menjadi sasaran pembuat dan penyebar informasi hoaks.
Sosialisasi antihoaks di kalangan pekerja yang tergabung di FSPI Jateng. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 8/2/2019) - Federasi Serikat Pekerja Independen (FSPI) Jawa Tengah, menyerukan keterlibatan aktif para pekerja Jateng, untuk membendung penyebaran informasi hoax. Keterlibatan pekerja dinilai mampu meminimalisir potensi perpecahan di antara anak bangsa.

"Silahkan cari informasi atau berita yang ada tapi jangan mudah untuk menyebarkan atau menshare. Berhati-hati atas jari telunjuknya di media sosial," ungkap Sekjen FSPI, Wahyu Ciptaningsih kepada Tagar News di sosialisasi antihoaks di Semarang, Jumat (8/2).

Seruan tersebut, lanjut Ciptaningsing, merupakan bentuk kepedulian para pekerja Jawa Tengah ditengah masifnya penyebaran informasi hoaks. Terlebih di musim pemilu dan tahun politik saat ini. Warga media sosial yang merupakan representasi dari masyarakat riil mulai menunjukkan gejala perpecahan imbas termakan informasi hoax.

"Misalnya seperti yang digoreng belum lama ini, berita tentang Ibu Sri Mulyani. Data dari Sri Mulyani itu bukan hoaks, nah berita yang lain itu sama ndak dengan data yang diberikan Ibu Sri Mulyani? Jadi, pekerja juga harus jeli, pintar dan teliti membaca berita dan tidak mudah menshare," beber dia.

Terkait trik membedakan berita atau informasi hoaks dan bukan hoaks, Ciptaningsih mengaku pihaknya sudah mendapat pembekalan dari Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri (Baintelkam). "Kami dapat pembekalan, Kamis (7/2) di sekretariat kami," ujar dia.

Di kesempatan itu, pihaknya jadi melek tentang informasi hoaks dan potensi bahaya penyebaran informasi hoaks. 

"Jangan mudah percaya jika tidak mencantumkan link sumbernya. Untuk pengecekan, unggah berita atau informasi itu di google, nanti akan muncul berita-berita sejenis dari beragam link pemberitaan. Dari yang sejenis yang sama berapa, kalau banyak berarti itu riil. Tapi jika hanya ada sekali dan dua kali berita, jangan percaya," ujarnya berbagi tips.

Bagi Ciptaningsih, banyaknya serikat pekerja di Indonesia, bukan tidak mungkin menjadi sasaran pembuat dan penyebar informasi hoaks. Tujuannya memecah persatuan dan kesolidan pekerja demi kepentingan kelompok tertentu.

"Sangat khawatir jika informasi yang tidak benar itu menjadi ajang adu domba antar anggota. Tapi alhamdulillah, sampai saat ini hal itu tidak terjadi. Karenanya, kami akan lebih mengintensifkan sosialisasi antihoaks di kalangan internal kami, sekitar 15 ribu pekerja di Jateng," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Ciptaningsih menyatakan komitmen FSPI Jateng untuk mendukung pemerintah, dalam rangka mensukseskan Pemilu 2019. Siap menjaga keamanan dan ketertiban demi keutuhan NKRI. Menolak adanya penggunaan ujaran kebencian dan hoaks dalam Pemilu 2019. Serta mendukung Polri dalam menjaga dan menjami rasa aman, tentram dan damai dalam kehidupan bermasyarakat. []

Berita terkait