Jakarta - PT. Jababeka Infrastruktur meluncurkan Program Jabat Ekonomi Ibu Super dalam mengurangi dampak pandemi. Program tersebut menyalurkan 1 buah mesin obras dan neci kepada Komunitas Wiwi Modiste untuk dapat dipergunakan bersama sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas usaha jahit.
General Manager PT. Jababeka Infrastruktur, Aris Dwi Cahyanto mengatakan, bantuan diberikan secara fisik, namun mesin dan secara non fisik.
"Memberikan penciptaan lapangan kerja dan nilai ekonomi bagi warga yang berminat pada usaha jahit," kata Aris dalam pernyataan tertulis, Rabu, 18 November 2020.
Pemerintah pun berharap bisa mengoptimalkan penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2020.
Baca juga: Sultan Tetapkan UMK 2021 Kabupaten dan Kota, Ini Rinciannya
Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 membuat banyak UMKM turut terdampak. Salah satunya UMKM Wiwi Modiste yang berada di Kampung Panjang, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Wiwi Modeste sendiri merupakan komunitas yang diinisiasi oleh Wiwi Marwiyah dan kini sudah 3 anggota, yakni ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar Kampung Panjang. Wiwi mengajarkan dan membina para ibu tersebut hingga berani membuka usaha jahit sendiri. Kini mereka bisa menerima orderan sendiri-sendiri dan saling bekerjasama apabila salah seorang dari mereka mendapat orderan yang tidak bisa mereka penuhi.
Adanya kondisi seperti itu, mereka mengaku sering mengalami hambatan dalam finishing pekerjaan. Karena Wiwi Modeste tidak memiliki alat obras dan neci untuk merapikan jahitan. Salah satu hambatan yaitu tahap penyelesaian pekerjaan harus pergi ke Pasar Cikarang terlebih dahulu.
Ia berharap, langkah ini menjadi trigger bagi pihak lain untuk berpartisipasi membantu para pelaku umkm di sekitar kawasan.
Dengan pemberian mesin obras dan neci ini, diharapkan terdapat peningkatan produktivitas para pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengelola usahanya.
Pihak pemerintah, beberapa waktu lalu menyampaikan, melalui Tenaga Ahli Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Galih Satwiko menyatakan hingga kini, pemerintah terus melakukan akselerasi penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Ia menyebut, hingga 11 November 2020, dana terserap mencapai Rp386,01 triliun atau 55,5 persen dari pagu anggaran yang bernilai Rp695,2 triliun.
Lebih lanjut, ia menuturkan blok anggaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi yang paling besar mengakselerasi pencairan. Ia menyebut, nilainya mencapai Rp95,62 triliun atau 83,3 persen dari pagu anggaran.
Baca juga: Wacana Mega Holding BUMN UMKM Perlu Dikaji Ulang
Adapun, lanjut dia, pencairan yang terendah berasal dari blok Pembiayaan korporasi yang baru mencapai Rp2,001 triliun atau 3,2 persen dari pagu.
“Pemerintah pun berharap bisa mengoptimalkan penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2020,” kata Galih dalam webinar Sharing Session Implementasi Program PEN di Jakarta, Selasa, 17 November 2020.
Galih juga menjelaskan upaya pemerintah dalam melakukan refocussing dan realokasi anggaran PEN pada 31 Oktober 2020. Menurutnya, dari realokasi anggaran PEN, terdapat dua blok anggaran yang naik cukup tinggi.
"Salah satunya blok Perlindungan Sosial. Sebelum 31 Oktober 2020, anggaran Perlindungan Sosial ditetapkan Rp203,9 triliun dan setelah realokasi menjadi Rp234,33 triliun atau naik Rp30,43 triliun," ujar dia. []