Jakarta – Para aktivis hak asasi manusia (HAM) mengungkapkan keterkejutan mereka atas perihal Israel dan Swiss yang tidak bergabung dalam pernyataan bersama yang mengecam perlakuan China terhadap kelompok minoritas Uighur.
Mewakili 43 negara di PBB yang ikut serta, Perancis mengumumkan pernyataan itu pada bulan Oktober 2021 lalu.
"Kedua negara itu (Israel dan Swiss) menandatangani pernyataan sebelumnya, khususnya Swiss, yang selalu ikut dalam pernyataan kolektif mengecam kekejaman yang terjadi di wilayah timur Turkistan,” kata Dolkun Isa, presiden dari Kongres Uighur Sedunia di Muenchen dalam sebuah wawancara dengan VOA.
Dalam pernyataan bersama tersebut, Duta Besar Prancis untuk PBBm Nicolas de Rivierem mengatakan negara yang ikut menandatangani pernyatanyaan itu “secara khusus prihatin dengan situasi yang terjadi di Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang.”
Dia menambahkan sebuah laporan yang kredibel menunjukkan "kehadiran jaringan luas dari kamp 'reedukasi politik', dimana lebih dari satu juta orang telah ditahan secara semena-mena".
Pada Juni lalu di Jenewa, Israel dan Swiss bergabung dengan 42 negara lain dalam penandatanganan pernyataan bersama terkait situasi HAM Uighur di China.
Tetapi juru bicara kementerian luar negeri Swiss. Pierre-Alain Eltschninger, mengatakan kepada VOA dalam sebuah email bahwa negaranya memutuskan untuk tidak bergabung dalam pernyataan yang terbaru karena berbagai faktor, termasuk “dialog strategis” dengan China yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
“Posisi substantif Swiss tentang China dan HAM tetap tidak berubah,” demikian ditulis oleh Eltschinger. “Swiss tetap prihatin dengan situasi HAM di Xinjiang dan wi wilayah lain di China.”
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Israel dan Kedutaan Besar Israel di Washington, AS, tidak menanggapi pertanyaan dari VOA tentang keputusannya untuk tidak ikut menandatangani pernyataan pada Oktober lalu.
Tetapi, Gerakan Yahudi untuk Kebebasan Uighur, sebuah organisasi HAM akar rumput Yahudi, menilai pemerintah Israel sedang melakukan tawar-menawar dengan China demi “menjaga” hubungan yang terjalin antar kedua belah pihak.
“Pemerintah Israel berada pada pihak yang benar seputar isu Uighur pada Juni 2021 (lalu), ketika negara itu menandatangani pernyataan sebelumnya, dan kami menyerukan kepada Israel untuk kembali pada posisi ini,” demikian kata kelompok itu kepada VOA (jm/my)/voaindonesia.com/VOA. []
43 Negara Tanpa Negara Muslim Kecam Perlakuan China Terhadap Uighur
Sidang Kejahatan Kemanusiaan Terhadap Uighur Pengacara London
China Menindas Uighur di Luar Negeri Menyebar di 30 Negara
Facebook: Peretas China Intai Muslim Uighur di Luar China