Isi Surat Lengkap Siti Fadilah Supari, Dibuat di Dalam Penjara

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari berada di dalam penjara, membuat surat agar Indonesia bangkit, tidak perlu menunggu vaksin corona.
Siti Fadilah Supari di Museum Arsip Nasional. (Foto: Instagram/@siti_fadilah_supari)

Ada tulisan bagus dari Ibu Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Saya setuju. Saya tertarik mengomentari tulisan Bu Supari tentang peluang penularan hanya 2,5 % belajar dari kasus penari balet. 

Kalau berdasar uji PCR, peluang penularan sebesar 13 %. Ini lebih akurat. Kata Achmad Yurianto, peluang droplet mencelat dari mulut atau hidung orang itu sebesar 70 %. Dengan memakai masker, tinggal 5 %, jika keduanya pakai masker tingal 2,5 %. 

Itu hanya hitungan kasar, belum memperhatikan faktor jarak, jumlah orang, sudut ruang antara sumber dengan orang-orang terpapar. Basically, data empirik menunjukkan, pakai masker dan jaga jarak, efektif terhindar dari penularan Covid-19.

Catatan: ada kerancuan dalam penggunaan istilah terpapar. Orang terpapar belum tentu terinfeksi. Orang terinfeksi jelas sebelumnya terpapar. Jumlah orang terinfeksi dibagi jumlah orang terpapar adalah peluang terinfeksi.

Jadi tidak perlu takut, tapi tetap eling lan waspodo. Eling itu ingat masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Berikut isi surat lengkap, tulisan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dibuat di dalam penjara, Rumah Tahanan Pondok Bambu, 16 Mei 2020, yang kemudian viral, tersebar luas pada Kamis, 21 Mei 2020.

Bangkitlah Indonesia Sekarang Juga, Jangan Tunggu Vaksin

Oleh: Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

Pak Jokowi telah menetapkan agar melonggarkan PSBB, dengan maksud agar bangsa ini secara bertahap mampu mengembalikan kegiatan sosial dan membangun perekonomian Indonesia pulih kembali.

Seperti yang kita saksikan seluruh dunia terpuruk. Meski negara adidaya seperti Amerika pun menderita, bahkan kasusnya terbanyak di dunia dan kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti.

Di Eropa pun demikian juga korbannya juga cukup banyak. Apalagi khusus di negara Italia sangat parah boleh dikatakan terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk .

Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekHawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi.

Namun Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu menghentikan wabah covid hanyalah vaksin corona. Di mana dia sangat yakin vaksin unggulannya akan siap 18 bulan ke depan. Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah corona ini berhenti , belum tentu kalian bisa kembali seperti dulu lagi (??) Mngkin dia mengacu ketika spanish flu 1918 selesai. Terjadi perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Anthony Fauci mengatakan awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami perburukan penularan covid dan wabah akan lebih dahsyat lagi.

Sedangkan WHO menyatakan tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021.

Dr David Nabarro seorang profesor dari global health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk covid 19. Ia mengatakan kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk corona. Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contohnya HIV AID, Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan corona.

Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dan kawan-kawan benar siap kita harus ingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain Indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia.

Kita harus hati-hati di sini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif).

Kalau kita melihat negara China, Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah corona , dengan tanpa vaksin tapi menggunakan obat tradisional.

China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi corona dari awal, terus lockdown dan kemudian corona terhenti setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali.

Tidak perlu heran karena China negara dengan azas otoritarian. Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah corona ini desicion making sangat efektif, komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan.

Dan itu hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi, yang selalu ada pro kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak.

China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula.

Bisa tuh.

Di samping itu kalau kita mendengarkan Bill Gates dan kawan-kawan yang sudah invest dananya di dalam bisnis vaksin dunia, mau tidak mau kita ya harus ikuti maunya mereka. Maka kita harus perpanjang PSBB, diam saja di rumah. Ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir?

Apakah itu yang kita pilih? Menunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok.

Berpikirlah saudaraku se-Tanah Air.

Ingat pendapat lain dari seorang expert  bernama Dr Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti di atas, hidup berdamai dengan corona, tapi tetap waspada.

Kita harus berada di antara itu. 

Kita harus mengukur diri kita sendiri dengan jujur ada di posisi mana kita berdiri. Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona.

Sudah cukup kita diam di rumah, sudah cukup kita tidak bekerja normal, tidak sekolah seperti biasanya.

Sampai kapan kita harus mulai?

Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak, tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit . Dari segi ekonomi tidak menguntungkan.

Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap.

Misalnya KRL tidak boleh jalan tadinya, oke sekarang boleh tapi isinya jangan 100 % dulu, mungkin mulai dari 50 % terus 70 % dulu dan seterusnya. Ini sudah betul.

Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomor satu bangkit. Kalau ekonomi rakyat bangkit, pemerintah akan lebih ringan tugasnya dalam memenuhi social safety net-nya. Mungkin sudah tidak akan diperlukan lagi.

Kalau pergerakan warga dibatasi terus bagaimana ekonomi bisa hidup lagi? Yang harus diingat adalah pergerakan warga tidak menimbulkan penyebaran corona lebih buruk.

Kita harus berjalan di antara pilar yang seimbang, pergerakan warga dengan cara yang sehat, hati-hati harus pakai masker, jarak satu meter dengan lainnya, dan tidak bersentuhan, dan cuci tangan. Hidupkan lagi perilaku hidup bersih sehat. Ingat jangan terlalu takut, penularan corona hanya lewat droplet (WHO), mestinya dengan masker, cuci tangan, dan berjarak, sudah cukup.

Pihak pemerintah hendaknya menyediakan sarana swab test molecular base made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia karena lebih valid. BPPT sudah siap, mudahkan rakyat menjangkaunya.

Siapkan pula primer untuk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia juga. Siapkan RS yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, tingkatkan dan luaskan penelitian terapi plasma yang dirintis oleh Ejkman. Jadikan sebagai standar prosedur resmi untuk terapi penanganan corona di rumah sakit. Cukupkan ventilator dan dokter-dokter sudah lebih berpengalaman selama ini.

Jadi rakyat tenang harus sehat, boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh).

Artinya sewaktu-waktu PSBB lagi tidak susah, anggap dinamika kehidupan, jangan jadi beban. Ada pengertian umum agar kita lebih yakin untuk lebih berani: (rakyat maupun petugas)

Bangsa kita ini bangsa yang kuat menderita. Bangsa kita ini bangsa yang kaya sinar matahari, corona takut sinar matahari. Bangsa ini makan empon-empon, sejak lahir corona tidak suka empon-empon.

Bangsa ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil. Ada penelitian di mana negara yang melaksanakan imunisasi BCG sejak lama, korban corona hanya 1/6 di banding dengan negara yang tidak pernah vaksinasi BCG.

Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi.

Kalau ekonomi menggeliat, kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu.

Bagaimana caranya Bangkit? Kita butuh revolusi berpikir.

1. Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.

2. Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah, ketahanan nasional juga lemah.

Saat ini sebagian dari mereka, tidak punya uang, tidak punya kerja. Bahkan untuk keperluan makan, sebagian dari mereka yang mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu.

Politicall will pemerintah untuk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.

3. Kalau rakyat percaya penuh kepada pemerintah, saya yakin untuk bangkit sekarangpun kita bisa, di sana kita menang.

4. Jangan takut. Hilangkan ketakutan, kecemasan yang tidak perlu terhadap corona. Apa yang ditakuti? Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan.

Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan perburukan penularan. Hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020.

Yang jelas di dalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal lebih sedikit.

Kata WHO penularannya eksponensial tapi kalau kita lihat pada kasus pertama yang diumumkan Presiden waktu itu (ada dua orang perempuan). Setelah ditelusuri ODP-nya yang positif ketularan hanya dua orang dari 80 orang. Padahal kebersamaan mereka tanpa masker cukup lama di ruangan itu.

Artinya hanya 2 dari 80 orang, tertular. Hitungan kasar penularannya hanya 2.5 %.

Sekarang kita punya kira-kira 269 ribu ODP, (di laporan harian Kemenkes). Kalau itu diperiksa semua, kita akan punya gambaran seperti apa penularannya.

Jadi tidak perlu takut, tapi tetap eling lan waspodo. Eling itu ingat masih dalam masa pandemi, dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Setelah kita yakin, eling lan waspodo, ayo kita bangkit untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial dan roda ekonomi.

Kata Xi Jinping, corona adalah perang. Bill Gates juga mengatakan ini seperti perang dunia kedua.

Maka kita sekarang harus punya mindset perang -terhadap virus -terhadap ketakutan -terhadap keterpurukan -terhadap kebingungan .

Ingat, justru negara kita merdeka setelah perang dunia kedua. Maka dalam peperangan ini kita harus berani mengambil risiko untuk menang.

Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yang sehat dan aman, untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri. Kita harus hidup yang lebih baik lagi.

Jakarta, 16 Mei 2020...

Rutan Pondok Bambu. []

Baca juga:

Berita terkait
Pengertian dan Risiko Herd Immunity
Konsep herd immunity banyak diperbincangkan, ini pengertian dan bahayanya.
Tiga Variasi Virus Corona yang Ditemukan Peneliti
Tiga varian dari virus corona atau Covid-19 dibagi sebagai virus tipe A, B, dan C.
Ciri-ciri Terkena Virus Corona Tanpa Gejala
Berikut ini tanda-tanda untuk mendeteksi orang yang terpapar virus corona atau Covid-19.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.