Ironi Pembela Pancasila Ingin Mengubah Dasar Negara

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Syaiful Bakhri mengungkapkan ironi pembela Pancasila yang ingin mengubah dasar negara.
Khilafah (Foto: Wikipedia).

Jakarta - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Syaiful Bakhri mengajak semua elemen bangsa untuk mewaspadai munculnya gerakan yang mengatasnamakan pembela Pancasila, namun di balik itu mempunyai agenda lain, ingin mengubah dasar negara pada saat bangsa Indonesia sedang mengupayakan untuk menanggulangi pandemi Covid-19. 

"Seluruh dunia tengah mengalami musibah non-alam yang luar biasa, maka problem setiap negara berbeda dalam mengatasinya. Di Indonesia, di tengah pandemi ini aroma politik terus berlangsung, maka politisasi otomatis juga terjadi," kata Syaiful Bakhri dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 16 Juli 2020. 

Harus ada kontra narasi baru untuk memerangi propaganda khilafah.

Syaiful berkata kondisi ini yang dimanfaatkan kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara dengan melakukan gerakan-gerakan yang mengatasnamakan diri sebagai pembela Pancasila. Dia menegaskan tentu hal tersebut harus diwaspadai, apalagi gerakan-gerakan itu faktanya telah muncul di permukaan.

Baca juga: Guntur Romli: Cita-cita FPI Dirikan Negara Khilafah

Dia mengungkapkan gerakan khilafah seperti di Timur Tengah, sudah lama masuk ke Indonesia, bahkan sejak 2014 lalu, banyak orang Indonesia yang pergi ke Suriah dan saat ini sebagian dari mereka minta dipulangkan. 

Menurut dia, Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam melakukan pencegahan dan penindakan terkait ideologi khilafah yang jelas ditujukan kepada umat Islam. 

"Untuk ideologi khilafah kita bisa melakukan pencegahan sejak dini. Intinya negara harus hadir dan semua pihak yang berkompeten harus dilibatkan," katanya. 

Tidak hanya dengan khilafah, kata Syaiful, Pancasila juga dibenturkan dengan komunisme bahkan kapitalisme. Saat ini gerakan itu ia pandang sudah sangat mengkhawatirkan. Sehingga, negara harus hadir dan bergerak melakukan upaya pencegahan, serta pemurnian Pancasila.

Baca juga: Novel Bamukmin: Khilafah Kewenangan Pemerintah RI

Lantas ia menyarankan agar dibuat semacam narasi-narasi, di mana kelompok khilafah ini kemungkinan akan menunggangi isu-isu "new komunisme" dan kapitalisme. 

Untuk mengonter narasi itu, pemerintah ia sarankan harus betul-betul memberi informasi dan imbauan untuk menguatkan rasa persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Harus ada kontra narasi baru untuk memerangi propaganda khilafah. Bisa berupa narasi kebangsaan dan narasi ke-Pancasila-an. Intinya, masyarakat harus diberi kesadaran untuk berperan menggunakan kemurnian berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan Pancasila sebagai ideologi bangsa," kata Syaiful. 

Dengan perilaku Pancasila, maka Indonesia ia yakini akan terbebas dari bahaya laten tersebut. Ia menilai laten ini tidak hanya bisa merusak bangsa dalam skala besar, tetapi juga bisa mengganti ideologi negara, apalagi ideologi laten ini menganggap mereka paling benar, sementara yang lain tidak benar.

"Ini mesti dibuat kontra narasi secara cerdas dengan melibatkan berbagai kaidah keilmuan dengan distimulus lagi agar bisa diterima rasional oleh masyarakat dan tidak semata-mata berupa doktrinal," kata Syaiful menegaskan. []

Berita terkait
RUU HIP Bikin Ribut soal Pancasila, Khilafah, Komunis
RUU HIP belakangan justru membuat ribut soal Pancasila, komunisme, dan khilafah. Namun, DPR tidak menghentikan pembahasannya dalam Prolegnas 2020.
Penolakan RUU HIP Diboncengi Pro Khilafah?
Natsir menduga ada sentuhan pro khilafah terhadap gencarnya gerakan penolakan RUU HIP di depan Gedung DPR/MPR beberapa waktu lalu.
RUU HIP Solusi Pancasila Atasi Ideologi Khilafah?
Trubus Rahardiansyah menyebut Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) merupakan upaya memperkuat ideologi Pancasila.
0
Cara Download Lagu-lagu Viral di TikTok
Berikut cara convert YouTube MP3 download lagu TikTok yang bisa dilakukan untuk mengunduh lagu yang diinginkan.