Irma Gustiana, Psikolog Anak yang Rela tidak Dibayar

“Untuk mereka yang tidak mampu, saya tidak memungut bayaran karena buat saya, mereka mau ke psikolog saja sudah luar biasa.” - Irma Gustiana
Irma Gustiana. (Foto: Dok. Pribadi)

Jakarta, (Tagar 4/3/2018) – Organisasi kesehatan dunia WHO memprediksi depresi merupakan penyakit peringkat kedua di dunia pada 2020, namun kesadaran masyarakat kebanyakan Indonesia untuk mengunjungi psikolog masih tergolong rendah.

Hal itu dibenarkan psikolog anak, Irma Gustiana yang akrab disapa Ayang.

"Iya. Karena kurang teredukasi dengan baik, padahal kebutuhan psikolog tinggi, apalagi dengan kehidupan sekarang yang banyak tekanan dan persoalan," ujar Ayang pada Tagar, Minggu (4/3/2018).

Karena itulah Ayang sepanjang 14 tahun berkarier sebagai psikolog anak, ada kalanya melakukan kegiatan sosial pada mereka yang kurang mampu, namun membutuhkan layanan psikologi.

“Untuk mereka yang tidak mampu, saya tidak memungut bayaran karena buat saya, mereka mau ke psikolog saja sudah luar biasa,” ungkap Ayang.

Ia menambahkan, “Saya percaya Allah memberikan jalan buat saya sebagai psikolog supaya bisa membantu banyak orang. Alhamdulillah kalau semua saran yang saya berikan dijalankan orang tua, kemajuan anak bisa terlihat dan terukur. Rasanya bahagia banget. Apalagi saat evaluasi, mereka datang dengan semangat dan menceritakan kemajuan putra-putrinya. Seringkali mendapatkan SMS, WA atau email dari klien sekadar mengucapkan terima kasih pada saya. Duuuhh itu rasanya terharu biru.”

Ayang sedih kalau hal sebaliknya yang terjadi. "Lalu datang kembali, masalahnya semakin kuat. Disitu saya melihat penyesalan orang tua dan kesedihan yang mendalam, tetapi sebagai psikolog tugas utama kami membantu menyadarkan dan juga memberikan harapan bahwa anak-anaknya akan bisa optimal bila orang tuanya mau komitmen bekerja sama."(sa)

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.