Intelijen Amerika Ingatkan Muncul Masyarakat yang Terpecah

Kemungkinan besar tidak akan menemukan ketenangan dalam 20 tahun ke depan, soalnya, akan muncul masyarakat yang terpecah
Seorang perempuan memegang tanda saat unjuk rasa melawan senjata dan supremasi kulit putih setelah penembakan massal di Dayton dan El Paso di depan Gedung Putih di Washington, AS, 6 Agustus 2019. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta – Dunia ini, yang sudah berjuang melawan pandemi Covid-19 global dan tantangan terhadap sistem dan lembaganya yang sudah mapan, kemungkinan besar tidak akan menemukan ketenangan dalam 20 tahun ke depan. Soalnya, akan muncul masyarakat yang terpecah.

Hal di atas menurut laporan baru analisis intelijen Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, mereka meramalkan, lembaga dan sistem yang selama ini mendominasi kejadian global sejak PD II, akan kewalahan menghadapi “tantangan global yang berlapis” termasuk perubahan iklim, penyakit, krisis finansial, dan teknologi yang semakin melangkah maju.

“Tantangan-tantangan ini akan berulang kali menguji ketahanan dan kemampuan masyarakat, negara-negara, dan sistem internasional beradaptasi. Acapkali uji ini akan melampaui kemampuan sistem dan model yang ada,” laporan itu memperingatkan. Ditambahkan, beberapa perkembangan “bisa bersifat bencana.”

Salah satu tantangan paling genting yang diidentifikasi dalam laporan itu adalah perubahan iklim, yang diduga secara bertahap selama dua dekade ke depan akan meningkat dan mengakibatkan kenaikah suhu, kenaikan permukaan laut, dan cuaca lebih ekstrem di semua negara. Akan ada lebih banyak badai, tornado, dan banjir. Negara-negara miskin dan berkembang akan paling menderita, dan ketidakmampuan pemerintahan mereka untuk menyesuaikan dan menanggapi bisa mengakibatkan gelombang migrasi yang baru. Pada gilirannya, menurut laporan itu, akan menguras sumber daya dan kapasitas negara-negara tujuan.

seorang demonstran berdiriSeorang demonstran berdiri antara bendera AS dan sebuah poster saat unjuk rasa menentang kejahatan kebencian terhdapa warga Asia-Amerika di luar balai kota Los Angeles, California, Sabtu, 27 Maret 2021. (Foto: voaindonesia.com - Ringo Chiu/Reuters)

Keprihatinan lain yang kritis adalah kecenderungan semakin besar negara-negara bereaksi terhadap dunia yang canggih secara teknologi, semakin terhubung satu sama lain, tetapi menyaksikan perpecahan. Dunia “akan terhubung oleh konektivitas, dan sekaligus terpecah ke berbagai arah,” kata laporan itu. “Masyarakat akan semakin terpecah sementara orang mencari keamanan dengan kelompok berpikiran sama berdasarkan identitas yang sudah terbentuk dan juga yang baru.”

Tren itu akan diperparah oleh proliferasi teknologi, seperti intelijen artifisial, yang akan memudahkan pemerintahan, kelompok, dan malahan bisnis membentuk opoini publik, baik berupa kampanye untuk memengaruhi atau operasi disinformasi.

Analis mengatakan, faktor lainnya yang akan membentuk dunia dalam 20 tahun ke depan adalah persaingan kekuasaan antara AS dan China. “Persaingan antara AS dan China mungkin akan menentukan parameter-parameter bagi lingkungan geo-politik dalam dekade-dekade mendatang, dan memaksakan pilihan nyata pada aktor-aktor lain,” kata laporan itu.

Dalam skenario paling optimistis, analis intelijen mengantisipasi AS dan sekutu demokratiknya bertahan, sebagian disebabkan musuh-musuh seperti China dan Rusia menghadapi kendali sosial semakin besar yang akan melumpuhkan inovasi.

Skenario yang mereka sebut “Renaissance of Democracies” atau “Kebangkitan Demokrasi” akan menyaksikan pihak Barat berkembang maju karena teknologi canggih, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan semakin tinggi, yang akan mengurangi ketegangan sosial.

pendukung trump diPendukung Trump di dekat Gedung Capitol, 6 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com - VOA/Milan Nešić)

Namun para analis juga mengantisipasi skenario di mana China berhasil memperkuat diri sebagai kekuatan yang memimpin, dan barangkali dominan, dan di mana dunia terpecah, dikuasai kekuatan kawasan yang “terfokus pada kemandirian, keuletan, dan pertahanan.”

Dalam salah satu skenario terburuk, kekurangan pangan dan desas-desus memicu gelombang kekerasan yang akan menjatuhkan para pemimpin dan rezim di seluruh dunia, dan mendorong peralihan alokasi kekayaan dan sumber daya (jm/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Propaganda Supremasi Kulit Putih Amerika Melonjak Tahun 2020
Propaganda supremasi kulit putih mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di seluruh Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020
Donald Trump Kalah Akan Ada Serangan Supremasi Kulit Putih
Sejumlah anggota kelompok supremasi kulit putih berencana menyerang pembangkit listrik di bagian tenggara AS jika Trump kalah pada Pilpres 2020
Pesenjataan Perang Ras Supremasi Kulit Putih di Spanyol
Spanyol tangkap 2 laki-laki rerkait dengan kelompok supremasi kulit putih karena mendanai persenjataan perang ras lewat perdagangan narkoba