Inovasi PPPS Sleman untuk Kesuburan Tanah di Bumi Sembada

Kesuburan tanah di Sleman menurun seiring penggunaan pupuk kimia. PPPS Sleman menciptakan inovasi untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Peresmian Nama Dagang Pupuk Organik Produksi Paguyuban Penyuluh Pertanian Swadaya Kab. Sleman oleh Bupati Sleman Sri Purnomo. (Foto: Istimewa)

Sleman - Kondisi kesuburan tanah di Kabupaten Sleman memprihatinkan seiring massifnya penggunaan pupuk kimia. Hal ini memancing inovasi pembuatan pupuk organik yang diproduksi oleh Paguyuban Penyuluh Pertanian Swadaya (PPPS) Sleman.

Ketua PPS Sleman, Habib Habudin, menuturkan penggunaan petani di Bumi Sembada masih mengandalkan penggunaan pupuk kimia untuk pengolahan pertanian. Penggunaan dalam waktu lama, membuat unsur organik untuk kesuburan tanah menjadi berkurang.

"Latar belakang tersebut membuat kami bertekad bersama teman-teman untuk mewujudkan pupuk pertanian Sleman organik ini. Diharapkan pupuk ini dapat menyuburkan kembali tanah pertanian di Kabupaten Sleman," ungkapnya saat Peresmian Nama Dagang Pupuk Organik Produksi Paguyuban Penyuluh Pertanian Swadaya Kabupaten Sleman oleh Bupati Sri Purnomo, Rabu, 21 Oktober 2020.

Diharapkan pupuk ini dapat menyuburkan kembali tanah pertanian di Kabupaten Sleman.

Habudin menjelaskan konsep pengelolaan pupuk pertanian Sleman dikoordinir oleh PPPS. Di mana setiap kelompok kandang atau pengelola pupuk dalam melakukan produksi sesuai standar operasional yang sama dan sudah ditentukan.

“Standar operasionalnya yaitu pupuk yang masuk dalam kategori pupuk pertanian Sleman adalah pupuk yang sudah difermentasi. Kurang lebih membutuhkan waktu selama satu bulan untuk memprosenya dengan menambahkan bakteri aktif dan agen hayati,” jelasnya.

Ia berharap dengan proses fermentasi nantinya pupuk memenuhi standar dan dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian Kabupaten Sleman dan sekitarnya.

Baca Juga:

Sementara, Ketua panitia pelaksana, Handayatman mengatakan saat ini di Kabupaten Sleman memiliki 15 kelompok atau unit yang memproduksi pupuk organik. Setiap unit menurutnya memiliki potensi produksi mencapai 25 ton dalam sebulan. “Pupuk pertanian Sleman organik saat ini kami kemas dalam karung dengan berat 20 Kg, dimana setiap karung kami jual Rp 17.000," jelasnya.

Bupati Sleman, Sri Purnomo menyambut baik peluncuran pupuk tersebut. Ia berharap produk pupuk pertanian Sleman organik tersebut harus memiliki standar yang konsisten. “Kualitasnya harus benar-benar dikontrol, baik dari segi formulasi dan takaran isi supaya kepercayaan para konsumen terus meningkat dan semakin meluas,” ujarnya. []

Berita terkait
Pemprov Jatim Ajukan Penambahan Pupuk Subsidi ke Kementan
Wagub Jawa Timur memastikan sudah mengajukan penambahan kuota pupuk subsidi ke Kementerian Pertanian untuk mengatasi kelangkaan pupuk.
Pupuk Subsidi Langka, Petani Banyuwangi Menjerit
Dinas Pertanian dan Ketahanan Banyuwangi menyebutkan kelangkaan pupuk subsidi dikarenakan pengurangan kuota pada tahun ini yang hanya 38 ribu ton.
Atasi Kelangkaan, Kuota Pupuk untuk Petani Jateng Ditambah
Masalah kelangkaan pupuk di Jawa Tengah terjawab. Pemerintah pusat menambah kuota pupuk dan segera mendistribusikan ke petani.