Inilah Cara Pengunjung Royal Plasa Surabaya Rayakan Hari Kartini

Nah, bagi para pengunjung Royal Plasa Surabaya juga punya cara unik dalam merayakan Hari Kartini.
Pengunjung belajar membatik dalam rangka Hari Kartini di Royal Plaza, Surabaya, Sabtu (21/4). (Foto: Luthfi)

Surabaya (Tagar 21/4/2018) - Di Hari Kartini banyak yang merayakan dengan cara mengenakan pakaian tradisional. Yang merayakan juga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orangtua.

Nah, bagi para pengunjung Royal Plasa Surabaya juga punya cara unik dalam merayakan Hari Kartini. Ya, mereka merayakannya dengan cara belajar membatik. Warisan budaya tidak hanya pakaian tradisional seperti kebaya, namun batik juga warisan budaya bangsa.

Dengan belajar batik bersama juga sebagai upaya melestarikan warisan budaya bangsa. "Saya senang sekali bisa belajar membatik secara langsung," kata Anggi salah satu pengunjung Royal Plasa.

Anggi yang kebetulan siswa kelas X jurusan tekstil di SMKN 12 Surabaya ini merasa tertarik dengan workshop batik yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim ini. "Kebetulan ini kan juga sesuai dengan jurusan saya," katanya.

Bagi Anggi membatik secara langsung di Royal Plasa ini adalah kali pertama baginya dalam belajar membatik di luar sekolah. Kebetulan Anggi datang ke Royal Plasa bersama dengan teman-temannya dan semua ikut belajar membatik.

Belajar membatik juga diikuti ibu-ibu pengunjung Royal Plasa. Mereka begitu antusias menggoreskan canting berisi lilin panas di atas lembaran kain katun putih yang disediakan panitia penyelenggara.

Tak jarang diantara mereka yang enggan memegang kain karena takut terkena cair lilin panas. "Gak bisa, lilinnya kayak tumpah terus," kata Marta salah satu peserta belajar membatik. Ternyata cara Marta menggoreskan canting memang salah, sehingga lilin panas dalam canting keluarnya terlalu banyak. "Seharusnya posisi canting didongakkan ke atas, sehingga lilin tidak mudah tumpah," kata Fathurohim pengrajin batik yang menjadi tutor dalam acara itu.

Belajar membatik ini juga tidak hanya diikuti ibu-ibu dan remaja putri. Namun ada juga bapak-bapak dan remaja putra yang ikut. Mereka tak mau ketinggalan bahkan karya mereka juga tidak kalah dengan karya para kaum Kartini.

Fathurohim, pengrajin batik yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Sendangagung Makmur, Kabupaten Lamongan ini mengatakan peringatan Hari Kartini juga sangat cocok dilakukan dengan belajar membatik. "Ini juga melestasikan warisan budaya bangsa dan sesuai dengan semangat RA Kartini," katanya. (lut)

Berita terkait
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.