Lima, Peru (Tagar, 14/9/2017) - Komite Olimpiade Internasional (IOC), Rabu (13/9), telah menunjuk dua negara dan kota untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 dan 2028. Dalam pengambilan suara yang dilakukan di Ibukota Peru, IOC menunjuk Paris sebagai tuan rumah Olimpiade musim panas 2024 dan edisi 2028 kepada Los Angeles.
Bagi Paris, tuan rumah pesta olahraga terbesar itu sudah kedua kalinya setelah terakhir menggelar pada tahun 1924. Sedangkan, Los Angeles pada tahun 2028 akan menjadi ketiga kalinya setelah sukses menyelenggarakan pada tahun 1932 dan 1984.
Seperti dikutip antara dari reuters, dalam pengambilan suara itu tidak ada kandidat lain di dua Olimpiade tersebut. Pengambilan suara hanya formalitas, Presiden IOC, Thomas Bach yang mengatakan bahwa penunjukan untuk kedua kota itu 'sudah bulat'.
Dilaporkan dari sumber yang sama, IOC pada Juli memutuskan untuk menunjuk tuan rumah kedua edisi Olimpiade itu di saat yang sama, menyusul pengunduran diri empat dari enam kota yang mengajukan penawaran untuk Olimpiade 2024, di tengah kecemasan perihal ukuran, biaya, dan kompleksitas mengorganisir ajang olahraga multi cabang terbesar di dunia ini. Los Angeles kemudian menarik tawarannya untuk Olimpiade 2024, yang telah menjalani proses kampanye selama lebih dari dua tahun, untuk kembali menjadi tuan rumah Olimpiade 2028.
Paris, dengan total bujet Olimpiade sebesar 6,8 milyar euro, gagal pada pencalonan-pencalonan sebelumnya pada Olimpiade 1992, 2008, dan 2012. Kehadiran Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga, Rabu (13/9) kemarin berbicara melalui pesan video, pada sesi luar biasa IOC pada Juli di Laussane dipandang sebagai langkah krusial untuk mengamankan kesepakatan bagi ibukota Prancis untuk 2024.
Olimpiade Los Angeles 2028, dengan bujet sebesar 5,3 milyar dolar, akan secara esensial mengikuti rencana yang mereka miliki untuk 2024, termasuk perkampungan atlet di kampus UCLA. Ini merupakan pertama kalinya IOC menunjuk tuan rumah Olimpiade untuk jangka waktu 11 tahun ke depan.
Bagaimanapun, badan Olimpiade ini berjuang keras untuk mengamankan masa depan produk utama mereka, bahkan meski mereka harus menunjuk dua tuan rumah di waktu yang sama, setelah Boston, Budapest, Roma, dan Hamburg menarik diri, karena kecemasan terkait biaya tinggi dan penentangan di kancah lokal. (Agi)
