Ini Dia Tiga Perguruan Tinggi Basis Penyebaran Paham Radikal

Tiga perguruan tinggi ini mendapat perhatian khusus Badan Intelijen Negara.
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan saat memberi kuliah umum tentang pencegahan penyebaran paham radikal di kalangan mahasiswa di kampus Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 28/4/2018. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 28/4/2018) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengaku pihaknya tengah melakukan pengamatan penyebaran radikalisme di kalangan kampus. 

Sejumlah kampus di 15 provinsi di Tanah Air ditengarai kuat menjadi basis calon-calon pelaku teror baru dari kalangan mahasiswa.

"Ada 15 provinsi yang jadi perhatian kami dan ini terus kami amati pergerakannya. Dari 15 provinsi ini ada tiga perguruan tinggi (PT) yang sangat menjadi perhatian kami karena kondisinya sudah dijadikan tempat atau basis penyebaran paham-paham radikal," ujar Budi.

Budi Gunawan mengungkapkan itu semua saat memberi kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa dari berbagai PT dibawah naungan Nahdlatul Ulama di kampus Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Jawa Tengah, Sabtu (28/4/2018).

Menurut Budi Gunawan, hasil survei BIN pada 2017 menyebutkan 39 % mahasiswa dari berbagai PT di Indonesia telah terpapar paham-paham radikal. Sebanyak 24 % mahasiswa dan 23,3 % pelajar tingkat SMA juga setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah.

Riset BIN tersebut juga berbanding lurus dengan survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menunjukkan bahwa saat ini radikalisme telah merambah dunia mahasiswa. 

"Terdapat peningkatan pemahaman konservatif atau fundamentalisme keagamaan yang sejalan dengan hasil survei Mata Air Foundation dan Alvara Research Center," sambungnya.

Di sisi lain, lanjut dia, hasil penyelidikan beberapa kasus teror di Jakarta semakin menegaskan bahwa kampus merupakan target tempat untuk tumbuh dan berkembangnya paham radikal, yang kemudian menghasilkan bibit pelaku terorisme yang baru.

Budi Gunawan mencotohkan Bahrun Naim, pelaku teror bom Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Januari 2016 lalu. Bahrun Naim, seorang pemuda yang mulai melibatkan diri dalam gerakan radikal sejak ia kuliah di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

"Kondisi-kondisi ini tentu menegaskan bahwa lingkungan kampus telah menjadi tempat atau target kelompok radikal untuk mengekspansi ide, ideologi dan mem-brain wash, juga memobilisasi calon-calon teroris yang baru," tegasnya.

Karenanya dia berpesan agar para mahasiswa dari PT dibawah NU mampu melakukan langkah pencegahan sekaligus menjadi garda terdepan untuk memutus mata rantai penyebaran paham radikal.

"Sebagai kalangan terdidik, saya sangat berharap adik-adik mahasiswa harus mampu memilah secara cerdas mana yang baik, mana yang buruk," ujar Budi Gunawan. (ags)

Berita terkait
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).