Jakarta – Saat ini investasi menjadi salah satu cara orang untuk mendapatkan tambahan pemasukan. Namun sebagian orang masih lupa jika investai bisa saja membuat kerugian yang cukup besar terlebih jika tidak dipelajari terlebih dahulu.
Jika melihat beberapa tahun kebelakang semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya investasi untuk kehidupan dimasa depan. Dahulu investasi yang dikenal oleh masyarakat hanyalah investasi berupa aset benda seperti tanah dan rumah.
Namun semenjak kemajuan teknologi yang meningkat pesat investasi secara digital mulai muncul dan semakin mengiurkan. Beberapa jenis investasi yang semula hanya konvensional sekarang mulai menggunakan metode digital agar mudah diakses.
Meskipun memberikan keuntungan yang mengiurkan dan mudah dilakukan, kalian tetap harus berhati-hati sebelum melakukan investasi. Berita akan investasi bodong semakin marak didengar terlebih disaat banyak masyarakat yang mulai melakukan investasi.
Untuk menghindari investasi bodong dan meminimalisir kerugian akibat salah dalam berinvestasi, kalian bisa mempertimbangkan beberapa tips dibawah ini.
1. Kondisi keuangan
Meskipun investasi bertujuan untuk mencari tambahan pemasukan uang, kalian tak boleh gegabah dalam memulainya. Tahap pertama yang bisa dilakukan adalah memastikan kondisi keuangan kalian yang sudah mulai stabil.
- Baca Juga: 4 Cara Investasi Uang untuk Pemula
Kalian juga tidak boleh menggunakan sembarangan uang kalian untuk berinvestasi, sebaiknya kalian menyisihkan dana dan tidak menggunakan seluruh uang yang kalian punya. Menggunakan uang pinjaman atau milik orang lain untuk berinvesatsi juga sebaiknya kalian hindari karena investasi bersifat tidak pasti.
2. Jenis investasi
Sebelum kalian memulai investasi kalian sebaiknya mencari dahulu jenis investasi yang akan kalian gunakan. Saat ini mencari tahun informasi terkait investasi sangat mudah dilakukan karena keterbukaan dan kemajuan teknologi.
Kalian bisa mencoba beberapa jenis investasi agar tau jenis investasi mana yang sesuai dengan gaya anda. Setiap investor memiliki gayanya yang berbeda-beda dalam melakukan investasi dan mereka harus siap menerima kerugian dari investasi yang mereka pilih.
3. Pahami resiko
Tak bisa dipungkiri jika investasi tak selalu menguntungkan, terkadang jika kalian tidak teliti memilih aset yang kalian beli hal itu akan membuat kalian mengalami rugi.
Semakin tinggi resiko semakin besar keuntungan dan semakin rendah resiko semakin sedikit keuntungan bisa dibilang menjadi salah satu prinsip dalam berinvestasi.
Maka dari itu selain mengetahui jenis aset yang akan dipakai, kalian juga harus mengetahui tingkatan resiko dari aset tersebut. Seorang investor harus siap jika terjadi penurunan dari nilai aset yang dia miliki dan tidak boleh gegabah jika nilai asetnya sedang menguat.
4. Aset jangka panjang
Meskipun saat ini investasi digunakan sebagai ladang mencari uang, sebaiknya kalian mulai memikirkan aset jangka panjang. Aset jangka panjang yang baik biasanya cenderung mengalami kenaikan nilai yang lambat namun stabil hingga masa depan.
Salah satu aset jangka panjang yang populer adalah aset benda berupa tanah karena tak bisa dipungkiri harga tanah selalu naik. Aset seperti inilah yang sebaiknya kalian kejar karena akan selalu mengalami kenaikan di masa depan.
5. Platform pendukung
Berinvestasi secara digital memang mudah dilakukan karena saat ini banyak dibantu oleh berbagai macam aplikasi sebagai pihak ke tiga. Namun kalian juga harus cermat dalam memilih platform sebelum mulai berinvestasi karena banyak platform yang dicekal oleh pemerintah.
Pencekalan oleh pemerintah ini berkaitan dengan keamanan konsumen karena bisa saja aplikasi tersebut justru akan merugikan konsumen. Otoritas Jasa keuangan (OJK) telah merilis daftar aplikasi yang disetujuinya dan bisa digunakan oleh masyarakat yang ingin berinvestasi.
Diatas merupakan beberapa tips yang bisa kalian pertimbangkan sebelum memulai berinvestasi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Alangkah lebih baiknya kalian mencari informasi lebih terkait investasi ini supaya kalian mendapatkan keuntungan yang maksimal bukannya kerugian.
(Dimas Rafika)
