Ingin Industri Pulih? HKMU Dukung Pelarangan Ekspor Bauksit

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) memberikan dukungan penuh kepada pemerintah atas kebijakan penghentian ekspor perdagangan bahan mentah.
Ilustrasi - Pencarian bahan baku di tambang. (Foto: Tagar/Pixabay/RitaE)

Jakarta – PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) memberikan dukungan penuh kepada pemerintah atas kebijakan penghentian ekspor perdagangan bahan-bahan mentah, termasuk bauksit. Rencana ini dianggap dapat memulihkan industri aluminium.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan HK Metals Utama Jodi Pujiyono menyatakan bahwa ia menyambut baik rencana pemerintah untuk menghentikan ekspor bauksit. 

Kebijakan ini menjadi salah satu cara dari pemerintah dalam membantu pelaku industri manufaktur yang mengalami penekanan semenjak Covid-19.


HKMU juga merasakan dampak yang besar, oleh karena itu sejumlah langkah strategis melalui program transformasi harus kami lakukan untuk dapat bertahan


“Menyambut baik rencana Pemerintah untuk stop ekspor bauksit, ini merupakan salah satu bentuk dukungan nyata Pemerintah terhadap pelaku industri manufaktur khususnya aluminium yang kondisinya cukup terpukul semenjak Covid-19,” ujar Jodi dilansir dari IDX Channel pada Selasa, 30 November 2021.

Bauksit yang merupakan bahan dasar dari pembuatan aluminium memang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses bisnis yang dijalankan oleh HKMU melalui anak usahanya, yakni PT Handal Aluminium Sukses (HAS) yang bergerak di bidang manufaktur aluminium ekstrusi.

“Dengan dihentikannya ekspor bauksit, serta pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (aluminium) di dalam negeri akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, termasuk memberikan dampak positif terhadap pelaku industri aluminium,” tambahnya.

Industri aluminium sendiri telah mengalami tekanan dari berbagai hal selama dua tahun terakhir, salah satunya kenaikan harga bahan baku aluminium ingot. 

Sejak awal kuartal II 2020, harga di bursa berjangka London Metal Exchange (LME) berkisar 1.400 US dolar per Ton Metrik dan terus menanjak hingga menyentuh 3.000 US dolar per Ton Metrik di kuartal III 2021.

“HKMU juga merasakan dampak yang besar, oleh karena itu sejumlah langkah strategis melalui program transformasi harus kami lakukan untuk dapat bertahan, dan kami bersyukur bisa melewati masa sulit ini serta menumbuhkan optimisme untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang,” ujar Jodi.

Penjelasan Jodi ini sejalan dengan kinerja HAS yang menunjukkan hasil cukup baik dengan total produksi HAS telah mencapai 5.314 ton di tahun 2019. Berikutnya, di tahun awal pandemi melanda yaitu 2020, HAS mampu mencatatkan angka produksi yang meningkat hingga mencapai 6.150 ton.

Meskipun tahun 2021 sempat terjadi penurunan, hal ini menjadi bagian dari strategi fix the basic yang disampaikan oleh Jodi untuk memperbaiki fundamental pasar dan struktur margin perseroan yang sudah menunjukkan hasil sesuai dengan harapan manajemen.

(Rana Maheswari Ummairah)


Berita terkait
Kemendag Gandeng BNI Permudah Fasilitas Kredit UKM Ekspor
Kemendag bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) untuk mempermudah fasilitas pembiayaan UKM yang berorientasi ekspor. Simak ulasannya.
Ekspor Indonesia Meningkat 53,35 % pada Oktober 2021
BPS menyatakan jika nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 22,03 miliar pada bulan Oktober 2021 dibandingkan pada bulan November 2021.
Ekspor Hasil Pertanian Bisa Jadi Cuan
Dalam bidang pertanian, banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan passive income sebagai pendapatan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.