Inggris Ada Kemungkinan Perang dengan Rusia Terkait Krisis Pengungsi

Rusia yakin sedang berperang dengan Inggris dan sekutunya. Rusia juga mengerahkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Nick Carter, mengatakan, saat ini Rusia telah menjadi ancaman yang lebih besar di Eropa timur daripada delapan tahun lalu. Karena itulah, Carter memperingatkan militer Inggris harus siap berperang dengan Rusia.

Pernyataan tersebut dilatarbelakangi oleh ketegangan antara Polandia dan Belarus terkait masalah migrasi yang didukung oleh Rusia. Selain itu, Rusia juga mengerahkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina. 

Sebelumnya, mantan perwira MI6, Christopher Steele, mengatakan kepada media lokal Rusia yakin sedang berperang dengan Inggris dan sekutunya.

Menanggapi pernyataan Steele, Carter mengatakan bahwa Rusia mungkin menganggap konteks strategis global sebagai perjuangan berkelanjutan. Mereka akan menerapkan semua instrumen kekuatan nasional untuk mencapai tujuan.

"Namun dengan melakukan itu, (Rusia) tidak ingin membawa perang yang panas. Jadi, menurut saya dia (Steele) benar. Pertanyaannya, tentu saja, adalah bagaimana Anda mendefinisikan perang dan saya, sebagai seorang prajurit, akan cenderung mendefinisikan perang sebagai tindakan pertempuran dan pertempuran yang sebenarnya, dan saya rasa mereka tidak menginginkan itu. Saya pikir mereka ingin mencoba dan mencapai tujuan mereka dengan cara yang lebih bernuansa," kata Carter dilansir Anadolu Agency, Senin, 15 November 2021.

Carter menyebut Rusia menggunakan buku pedoman hibrida yang menghubungkan disinformasi dengan destabilisasi. Termasuk gagasan mendorong migran ke perbatasan Uni Eropa. Menanggapi apakah situasi di Eropa timur dapat berkembang menjadi perang panas, Carter memberi jawabannya.

“Saya tidak tahu. Saya pikir kita harus waspada dan memastikan pencegahan. Secara kritis kita harus memastikan ada persatuan dalam aliansi NATO dan kita tidak membiarkan kesenjangan terjadi dalam posisi kolektif kita," ujar Carter.

Menurut Carter, saat ini jauh lebih kompetitif ketimbang 10 atau 15 tahun yang lalu. Menurutnya persaingan antara negara dan kekuatan besar mengarah pada ketegangan yang lebih besar.

"Dan saya pikir ketegangan adalah hal yang perlu diwaspadai," kata tambahnya. []


Baca Juga

Berita terkait
Militer AS Tutupi Serangan Udara yang Tewaskan Warga Sipil Suriah
Militer Amerika Serikat (AS) menutup-nutupi serangan udara pada 2019 di Suriah yang menewaskan sedikitnya 64 perempuan dan anak-anak
Tindakan Keras Militer Myanmar Terjadi di Negara Bagian Chin
Militer Myanmar, Tatmadaw, menindak keras kelompok-kelompok milisi di negara bagian Chin, di bagian barat Myanmar
4 Negara Uni Eropa dan Jerman Perluas Gabungan Unit Militer
Jerman dan empat anggota Uni Eropa (UE) lainnya luncurkan sebuah inisiatif membentuk kekuatan reaksi cepat di seluruh blok
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.