Info One Way Puncak Arus Balik ke Jakarta

Instansi terkait menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kemacetan saat puncak arus balik.
Mengantipasi macet dengan pemberlakuan One Way di beberapa Tol (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)

Jakarta - Arus balik Lebaran 2019 diperkirakan terjadi pada 8 - 9 Juni 2019. Polri, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Jasa Marga, bahkan PT KAI menyiapkan strategi mengantisipasi kemacetan saat puncak arus balik.

PT Jasa Marga memberlakukan rekayasa lalu lintas one way ke arah Jakarta dari Km 414 Gerbang Tol (GT) Kalingkung sampai Km 29 jalan tol Jakarta-Cikampek.

One way diberlakukan sejak pukul 08.24 WIB pada Minggu 9 Juni 2019. Pemberlakuan satu arah pada H+3 Lebaran atau hari libur terakhir diharapkan dapat mencairkan volume lalu lintas yang meningkat signifikan yakni dari arah timur menuju ke Jakarta.

"One way hari ini maju dari yang telah direncanakan sebelumnya (pukul 12.00 WIB)," kata Corporate Communications Department Head Jasa Marga Irra Susiyanti dalam keterangannya.

Sementara untuk pengguna Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang menuju arah timur yakni Cikampek atau Bandung dapat ke luar di akses tol Cikarang Barat. Selanjutnya dapat menggunakan jalan pantura/nasional.

Selain pihak PT Jasa Marga, kepolisian juga memberlakukan sistem satu arah dari Gerbang Tol (GT) secara bertahap sejak 8 Juni 2019 dari pukul 13.00 WIB.

"(One way) tidak ada langsung pembukaan dari Kalikangkung, kita buka terus meluncur sampai ke Cikampek. Kita buka pukul 13.00 WIB. Sebab dari barat masih cukup tinggi, ngeluarin-nya agak lama, ngebersihin-nya agak lama," kata Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Benyamin pada Sabtu 8 Juni 2019.

Sebelumnya, pihak kepolisian merencanakan Km 70 hingga ke Jakarta hanya diberlakukan sistem contraflow. Namun, pada akhirnya diputuskan untuk memperpanjang sistem one way dari Km 70 hingga Km 29.

"One way akan diberlakukan dari Gate Cikampek Utama sampai dengan Cikarang Utama mulai pukul 20.30 WIB selama dua jam," kata Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas) Polri Irjen Refdi Andri.

Strategi mengantisipasi kemacetan saat puncak arus balik tidak hanya diterapkan di Tol Trans Jawa saja, tapi juga di jalur pantura Cirebon, Jawa Barat. Upaya yang dilakukan di antaranya memberlakukan sistem contraflow.

"Memang kita sudah siapkan sistem contraflow dan pengalihan arus lalu lintas di jalur pantura. Sifatnya itu situasional, kalau arus lau lintas sulit diurai melalui petugas maka kita gunakan cara bertindak itu," kata Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto di Gerbang Tol Palimanan-Cirebon.

Sistem one way diberlakukan juga di Garut hingga Bandung yakni dari kawasan Tarogong hingga Nagreg sepanjang 30 kilometer sejak Sabtu, 8 Juni 2019 pukul 17.00 WIB.

"Kami melaksanakan one way untuk mengurai kemacetan dari kawasan Kota Garut hingga Nagreg selama satu jam," ujar Kasatlantas Polres Garut AKP Rizky Adi Saputro.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub)  mempersiapkan one way atau satu arah dan contraflow disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Tentunya selain one way yang dilakukan juga ada contraflow segala macam, semua opsi tergantung dengan dinamisasi di lapangan dan itu diberikan kepada Kakorlantas untuk diskresi," ujar Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono.

Berdasarkan hasil pemantauan Kemenhub hingga Sabtu, 8 Juni2019, pukul 08.00 WIB, lalu lintas arus balik masih lancar terkendali dan tidak ada penumpukan kendaraan.

Rinciannya, terdapat 95.417 kendaraan bermotor yang balik ke arah Jakarta pada total delapan titik jalur non-tol. Ke delapan titik tersebut terdiri dari Merak, Sadang, Balonggandu, Rancaekek, Prupuk, Pejagan, Tegal, dan Kendal.

Kemudian, jumlah penumpang bus yang mengarah ke Jakarta juga mengalami penurunan menjadi 135.454 orang dari 272.732 penumpang di tahun 2018. Untuk angkutan kereta api, terdapat penurunan penumpang sebesar 9,24 persen di banding tahun 2018 menjadi 342.093 orang.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut saat arus balik hingga hari ini sebanyak 60.175 orang dari jumlah 68.745 penumpang di tahun 2018. Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara dalam negeri juga mengalami penurunan yakni, sebanyak 182.474 penumpang di tahun 2019 yang menggunakan angkutan udara, sementara terdapat 290.502 penumpang di tahun 2018.[]

Baca juga:

Berita terkait