Inflasi 10 Persen Bikin Jerman Luncurkan Paket Bantuan 200 Miliar Euro

Pemerintah Jerman kembali meluncurkan paket bantuan untuk meredam dampak kenaikan harga energi terhadap konsumen dan bisnis
Ilustrasi - Lonjakan harga energi. (Foto: dw.com/id - Michael Bihlmayer/CHROMORANGE/picture alliance)

TAGAR.id, Berlin, Jerman - Pemerintah Jerman kembali meluncurkan paket bantuan untuk meredam dampak kenaikan harga energi terhadap konsumen dan bisnis. Inflasi September capai 10 persen, rekor tertinggi dalam 70 tahun.

Pemerintah koalisi Jerman pada hari Kamis, 29 September 2022, mempresentasikan rancangan paket bantuan energi senilai 150-200 miliar euro (sekitar 2,2 hingga 2,9 kuadriliun rupiah). Paket ini ditujukan bagi rumah tangga dan bisnis yang kini tengah berjuang menghadapi tagihan energi yang meningkat pesat.

Paket tersebut diumumkan pada konferensi pers di Ibu Kota Berlin oleh Kanselir Olaf Scholz, Menteri Ekonomi Robert Habeck dan Menteri Keuangan Christian Lindner.

Langkah bantuan terbaru ini termasuk penetapan batas harga gas maksimal yang akan dibiayai lewat program Dana Stabilisasi Ekonomi (WSF). Program ini pada awalnya dibentuk untuk meredam dampak ekonomi dan sosial akibat pandemi virus corona. Meskipun WSF resmi berakhir pada musim panas 2022, sekarang program ini akan tetap dilanjutkan dengan dana tambahan.

Paket bantuan terbaru ini termasuk rencana pengenaan pajak atas keuntungan tak terduga yang diterima oleh perusahaan energi yang tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga gas.

Pembiayaan subsidi gas memang menjadi tantangan besar bagi pemerintah Jerman. Menteri Keuangan Christian Lindner bersikeras bahwa pada tahun depan Jerman kembali perlu menerapkan batas utang pemerintah, yang selama pandemi dicabut untuk sementara.

Kanselir Jerman Olaf Scholz

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, berdiri di depan senjata antipesawat self-propelled Jerman Flakpanzer Gepard selama kunjungan program pelatihan untuk tentara Ukraina di tank anti-pesawat Gepard di Putlos dekat Oldenburg, Jerman 25 Agustus 2022. (Foto: voaindonesia.com/Axel Heimken/Pool via REUTERS)

Harga gas harus turun

Kanselir Scholz berpendapat, penting untuk menurunkan harga energi di tingkat konsumen dan pelaku bisnis, dan menegaskan bahwa harga gas harus turun. "Pemerintah Jerman akan melakukan segalanya agar harga (gas) turun," katanya.


Olaf Scholz menyebut paket terbaru ini sebagai "perisai pertahanan ekonomi," dan mengatakan bahwa langkah mengambil pinjaman baru ini adalah penting "untuk membantu kita melewati masa sulit ini." Kanselir mengatakan bahwa keuangan publik Jerman saat ini ada dalam kondisi stabil.

Sementara Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan situasi energi masih kritis dan menekankan pentingnya mengurangi konsumsi gas. Dia juga mengatakan, langkah-langkah bantuan akan tetap berlaku hingga Maret atau April 2024.

Menteri Keuangan Christian Lindner menerangkan, paket bantuan baru ini tidak akan memicu inflasi lebih lanjut, dan menambahkan bahwa Jerman "secara tegas tidak mengikuti langkah (yang diambil) Inggris" dalam mengatasi krisis ini. Pemerintah Inggris baru-baru ini mengumumkan pemotongan pajak yang dibiayai dari dana pinjaman, meskipun sebelumnya telah ada paket bantuan yang menghabiskan miliaran poundsterling untuk melindungi rumah tangga dan bisnis dari kenaikan harga energi.

Lindner mengatakan Jerman saat ini harus unjuk kekuatan dalam apa yang ia sebut sebagai "perang energi."

Inflasi di Jerman naik menyentuh 10% pada bulan September, menurut perkiraan resmi. Ini adalah tingkat inflasi tingkat tertinggi dalam 70 tahun terakhir. [ae/hp (AFP, dpa, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Pasar AS Cemas karena Harapan Inflasi Akan Turun Pupus Sudah
Sejumlah nilai saham pada bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terburuk dalam dua tahun terakhir
0
Inflasi 10 Persen Bikin Jerman Luncurkan Paket Bantuan 200 Miliar Euro
Pemerintah Jerman kembali meluncurkan paket bantuan untuk meredam dampak kenaikan harga energi terhadap konsumen dan bisnis