Industri Sumut Potensial, Perlu Perhatian Pemerintah

Sumut punya kawasan industri yang memiliki peran penting sebagai pilar ekonomi daerah, salah satunya Kawasan Industri Medan (KIM).
KEK Sei Mangkei di Kabupaten Batubara, menjanjikan nilai strategis bagi perekonomian Sumut bila dikelola dengan baik. (Foto: Tagar/Istimewa)

Medan - Sumut punya kawasan industri yang memiliki peran penting sebagai pilar ekonomi daerah, salah satunya Kawasan Industri Medan (KIM). Namun, Sumut juga masih memiliki daerah kawasan industri, dan perkebunan yang memendam potensi luar biasa di Kabupaten Batubara.

Kawasan tersebut merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012 pada 27 Februari 2012.

Kawasan Ekonomi Khusus ini merupakan pertama di Indonesia yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015.

Dengan bisnis utama industri kelapa sawit dan karet, difokuskan untuk menjadi pusat pengembangan industri kelapa sawit dan karet hilir berskala besar dan berkualitas internasional.

Dengan total luas lahan sebesar 2.002,7 ha, KEK Sei Mangkei terbuka akan potensi industri lainnya terutama di sektor hilir dengan nilai tambah yang tinggi.

KEK Sei Mangkei ini juga didukung Pelabuhan Kuala Tanjung yang juga dikembangkan menjadi Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) oleh Pelindo I.

Tidak hanya sebagai Hub Indonesia Bagian Barat, tetapi kawasan ini diharapkan akan menciptakan hinterland baru dengan mengoptimalkan pengembangan lahan dan pertumbuhan industri di sekitar Kuala Tanjung.

Pengamat Ekonomi Sumut Prof Aldwin Surya menyikapi potensi industri di Sumut, secara historis Kawasan Industri Kuala Tanjung, diawali oleh proyek aluminium pada awal pemerintah orde baru, dan menjadi salah satu industri unggulan Sumut. Proyek aluminium ini kemudian menjadi Inalum (Indonesia Aluminium).

"Era pemerintahan pasca orde baru ditandai dengan diversifikasi industri di Sumut, yang menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Sektor ekonomi pun semakin bergerak laju dengan dukungan luas lahan di kabupaten di Sumut," terangnya, Sabtu, 19 Desember 2020.

Selain Kawasan Industri Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei disiapkan untuk menjadi unggulan Sumut guna mendukung terwujudnya pembangunan ekonomi yang maju dan berdaya saing tinggi.

Untuk itu, Prof Aldwin Surya mengatakan, dukungan dari pemerintah pusat, provinsi dan kota/kabupaten sangat diperlukan. Misalnya dengan keringanan pajak, namun masih memiliki kendala, salah satu adalah penerapan peraturan berlaku di pemerintah pusat, provinsi dan kota/kabupaten yang cenderung berbeda.

"Oleh karena itu, pemerintah pusat harus memastikan peraturan dan ketetapan (rules and regulation) berlaku berjalan seirama di tingkat pemerintah provinsi dan kota/kabupaten," ujar mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia ini.

Menurutnya, hal tersebut yang membuat kawasan tersebut sejauh ini seperti jalan di tempat. Dan ini dibutuhkan komitmen pemerintah daerah, baik kabupaten, provinsi serta pemerintah pusat.

"Kawasan ini memiliki potensi yang besar. Kalau berkembang bisa menyerupai industri pesat di Batam, dan akan menjadi pusat sumber-sumber alam yang penting untuk industri. Tetapi kalau dikelola dengan benar. Kalau tidak, maka akan begitu-begitu saja. Tidak tergali dengan benar dan tidak dioperasikan dengan benar, sehingga tidak akan nampak kontribusinya terhadap perekonomian nasional," ujarnya.

Prof Aldwin Surya berharap, Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan perekonomian yang pesat, karena memiliki sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup.

Ada diversifikasi kekayaan yang tidak terpusat di Medan saja. Mendekatkan sejumlah pelabuhan dengan sejumlah perusahaan di sekitarnya.

"Untuk itu komitmen kepala daerah dan pemerintah mesti bergandengan tangan bersama-sama. Tidak ada lagi yang namanya proyek pusat, sehingga provinsi kabupaten tidak mau ikut campur, dan begitu juga sebaliknya. Jangan terpecah-pecah. Kalau itu terwujud, Indonesia akan menjadi sector of income, pusat pendapatan ekonomi yang baik," jelasnya.

Memendam Potensi

Sedangkan, Pengamat Milenial Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, memang Sumut memendam potensi yang sangat luar biasa. Seperti Kawasan industri KEK Sei Mangkei dan Kawasan Industri Kuala Tanjung yang didukung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung, terletak di wilayah Kabupaten Batubara.

Hanya saja, kata Gunawan, sampai saat ini peminat pengusaha untuk membangun industri di wilayah tersebut terbilang sangat lambat. Padahal infrastrukturnya sudah dibangun dengan sangat baik.

"Ada pelabuhan, akses jalan tol yang sudah mulai dibangun, akses jalan yang terhubung dengan kualitas bagus. Tetapi memang dari luas total kawasan tersebut, hanya sedikit sekali perusahaan yang mendirikan bisnis di kawasan tersebut. Seperti PT Unilever, ditambah industri-industri yang memang sudah ada sejak lama, seperti PT Inalum, PTPN, PT Wilmar, PT Lonsum dan lainnya," katanya.

Kalau membandingkan Medan dimana memiliki kawasan industrinya sendiri, menurutnya, tentu Sei Mangkei meskipun unggul karena kawasan industri ini merupakan proyek baru. Yang jelas diposisikan sebagai kawasan lebih unggul dibandingkan kawasan lain sebelumnya.

"Tetapi, meski memiliki banyak keunggulan, mengapa Sei Mangkei tak kunjung mendapat respon positif dari investor. Ada banyak faktor atau alasan yang membuat Sei Mangkei terlalu lambat dalam menyerap investasi," ujar dosen Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini.

Menurutnya, dari sisi persaingan kawasan industri lain di tanah air saja, banyak investor asing yang lebih melirik wilayah Jawa sebagai basis industrinya. Pemicunya pun cukup banyak, mulai dari ketersediaan sumber daya manusia (SDM), inflasi, infrastruktur, birokrasi serta letak strategis kawasan industri tersebut.

Jika membandingkan Sei Mangkei dengan Belawan, Gunawan menyebutkan, di sini juga jelas, Medan menjadi episentrum ekonomi Sumut yang tentunya tidak akan semudah itu ditinggalkan pengusaha meski kawasan Sei Mangkei memiliki banyak keunggulan.

"Alasannya tidak jauh berbeda, yakni pusat ekonomi sekaligus pusat belanja dan perputaran uang di Sumut masih dikuasai oleh Medan," katanya.

Gunawan menyebutkan, dari sisi kajian ekonomi makro, investasi global belakangan melambat. Banyak negara yang berjuang melawan resesi dan ini tentunya akan memberikan dampak buruk bagi penanaman modal di negara manapun. Ini juga menjadi salah satu penghambat minimnya investasi di Kawasan Industri Sei Mangkei.

Dia menambahkan, kehadiran Sei Mangkei jelas akan memberikan dampak positif bagi perekonomian di Kabupaten Batubara dan Sumut secara keseluruhan.

"Ada diversifikasi kekayaan yang tidak terpusat di Medan saja. Mendekatkan sejumlah pelabuhan dengan sejumlah perusahaan di sekitarnya. Ada potensi perbaikan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Jadi buatlah Kawasan Industri Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei untuk terus memiliki nilai strategis bagi perekonomian Sumut. Penuhi segala kebutuhan infrastruktur serta dukungan layanan birokrasi dan penyediaan SDM yang prima," harap Gunawan. []

Berita terkait
Kemenperin Dorong Industri Logam Tanah Air
Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya industri logam di tanah air yang merupakan sektor strategis dalam menopang bahan baku industri.
KemenkopUKM Perkuat Korporatisasi Peternak di Industri Susu
MenkopUKM Teten Masduki, ingin memperkuat korporatisasi peternak di industri persusuan dengan membangun model usaha berskala bisnis.
Pemda Provinsi Jabar Gelar Swab Test di Kawasan Industri
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, swab test di kawasan industri merupakan kolaborasi sejumlah pihak.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.