Industri Keramik Lesu, Toto Tetap Kejar Pasar Lokal

Presiden Direktur PT Surya Toto Indonesia Hanafi Admadiredja menuturkan persaingan pasar industri keramik sanitary di dalam negeri kompetitif.
Industri keramik sanitary. (Foto: bbk.go.id)

Jakarta - Presiden Direktur PT Surya Toto Indonesia Hanafi Admadiredja menuturkan persaingan pasar industri keramik sanitary di dalam negeri semakin kompetitif. Apalagi sejak 2017, permintaan keramik sanitary konsumen mengalami penurunan karena kini bermunculan pemain-pemain baru yang menjajal bisnis tersebut.

"Pasar dalam negeri yang belum ada perkembangan positif hingga saat ini, juga menjadi tantangan tersendiri untuk pertumbuhan bisnis perusahaan," tutur Hanafi di Jakarta, Minggu, 9 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Perlambatan sektor properti di Indonesia disebut-sebut menjadi salah satu 'dalang' menurunnya serapan keramik sanitary. Selain itu, banyak pengembang properti dan konsumen yang menganggap sanitary impor kualitasnya lebih baik dibandingkan produksi dalam negeri.

Padahal, kata dia pabrikan yang ada di Indonesia memiliki standar internasional yang kualitasnya tidak kalah dengan produk impor. Maka dari itu, PT Surya Toto Indonesia menyiapkan strategi untuk menghadapi hal tersebut, seperti ekspor keramik ke negara Tiongkok, Amerika, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah.

"Pasar ekspor memang sangat menjanjikan. Namun, Toto tetap fokus memenuhi produk-produknya untuk pasar lokal," ucapnya.

Sebab, Toto yang telah hadir selama lebih dari 40 tahun di Indonesia menurutya berkomitmen tinggi untuk bisa meningkatkan kualitas standar sistem sanitasi dan kesehatan yang lebih baik.

"Dengan teknologi dari Jepang yang berkualitas, efisien dan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan menengah ke bawah hingga menengah ke atas," kata dia.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki), lesunya permintaan keramik sanitary dirasakan sejak akhir 2017. Sebelumnya produksi yang mampu diserap pasar domestik sebesar 70 persen dan untuk ekspor sebesar 30 persen, tetapi kini porsi serapan lokal hanya sebesar 55 persen dan sisanya ekspor. []

Berita terkait
Jokowi Tunjukkan Rasa Bangga pada Industri Nasional
Presiden Jokowi memandang industri Indonesia sekarang ini telah mampu menciptakan banyak produk teknologi unggulan.
Denny Siregar Setuju PKS Jadikan Aceh Industri Ganja Obat
Tiba-tiba saja PKS memunculkan wacana menarik, yaitu ekspor daun ganja, menjadikan Aceh industri ganja obat. Saya setuju. Tulisan Denny Siregar.
Jokowi Dorong Industri Kembangkan Alutsista Digital
Presiden Jokowi merancang rencana pengembangan Alutsista untuk pertahanan negara hingga 50 tahun ke depan, sehingga tidak lagi impor.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi