Indonesia Genjot Produksi Alat Tes PCR Covid-19

Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan meningkatkan produksi alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat mengunjungi RSSA Malang, Jumat, 6 Maret 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan meningkatkan produksi alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19. Sebab, sampai saat ini Indonesia masih mengimpor alat tersebut.

"Polymerase chain reaction itu sebetulnya sudah bisa diproduksi mandiri di Indonesia. Kemarin saya berkunjung ke Bio Farma itu di sana sudah bisa memproduksi 50 ribu per minggu," kata Muhadjir usai rapat bersama Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020.

Beliau (presiden) sangat mendukung dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium produksi vaksin flu burung.

Dalam pembahasan penanganan virus corona, Muhadjir hadir bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo.

Baca juga: Update Kasus Covid-19: 45.029 Positif, 17.883 Sembuh

Ia menuturkan, apabila kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi sebanyak 2 juta per bulan, maka kebutuhan akan alat tes PCR di dalam negeri dapat terpenuhi.

"Beliau (presiden) sangat mendukung dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium produksi vaksin flu burung. Itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR," ujar Muhadjir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, pihak kementerian PUPR dan Bio Farma akan menyiapkan desain konstruksi untuk fasilitas produksi.

"Kementerian PUPR akan melakukan rekonstruksi gedung dimaksud berdasarkan desain tersebut. Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara Kementerian BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Menteri PUPR dan Menteri Kesehatan untuk bagaimana supaya PCR itu bisa betul-betul diproduksi, " kata Muhadjir.

Ia menekankan, upaya ini dilakukan pemerintah agar Indonesia tak ketergantungan dari luar negeri. Terutama, saat ini, Indonesia sangat membutuhkan alat itu dengan jumlah yang sangat banyak.

"Kita buat di dalam negeri sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan impor," ujar dia. 

Baca juga: Waspada Ancaman Penyakit DBD di Masa Pandemi Covid

Sekadar informasi, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia berjumlah 45.029 orang positif. Hal itu berdasarkan pemeriksaan terhadap 19.917 spesimen per Sabtu, 20 Juni 2020. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1.226 orang.

"Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus positif sebanyak 1.226 orang. Sehingga totalnya menjadi 45.029 orang," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu, 20 Juni 2020.

Jika memperhatikan distribusi, menurut dia beberapa menunjukan angka yang cukup tinggi di antaranya Jawa Timur yang melaporkan 394 kasus baru dan 102 pasien sembuh. Kemudian, DKI Jakarta melaporkan penambahan kasus baru 180 orang dan 122 orang sembuh. []

Berita terkait
Kasus Covid-19: Positif 46.845, Sembuh 18.735
Indonesia masih menambah kasus positif virus corona. Hasil pemeriksaan Senin, 22 Juni 2020 pasien positif Covid-19 sebanyak 954 orang.
Dugaan Rekayasa Bansos Covid-19 di Pamekasan
Sebanyak 12 warga Desa Kelompang Timur, Kabupaten Pamekasan protes karena belum mendapatkan BST meski penyalurannya sudah memasuki bulan kedua.
Asuransi Jiwa Sequis Bayar Klaim Covid-19 Rp 6,8 M
Asuransi Jiwa Sequis Life telah membayarkan klaim dan manfaat terkait Covid-19 sampai dengan 18 Juni 2020 mencapai lebih dari Rp 6,8 miliar.
0
GAR ITB Minta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Periksa Aset Negara di PTN Seluruh Indonesia
GAR ITB meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memeriksa aset negara di seluruh PTN di Indonesia untuk mencegah potensi penyimpangan.