IMF: Ekonomi Dunia, Sudah Rapuh Tertimpa Corona Pula

Epidemi virus corona atau COVID-19 yang mematikan dapat membahayakan pemulihan ekonomi global yang sudah rapuh.
Seorang pelayanan Starbucks di Bejing memeriksa suhu tubuh pelanggan mengantisipasi infeksi virus corona. IMF mengingatkan dampak virus corona akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global yang sudah rapuh. (Foto: Reuters|Carlos Garcia Rawlins|Channel News Asia).

Riyadh - Epidemi virus corona (COVID-19) yang mematikan dapat membahayakan pemulihan ekonomi global yang sudah rapuh, kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, pada Minggu, 23 Februari 2020. Sebelumnya ekonomi global diprediksi akan mengalami rebound moderat ke angka 3,3 persen tahun ini, naik dari 2,9 peresn tahun lalu. "Namun, pemulihan yang diproyeksikan....... rapuh," katanya, seperti diberitakan dari Channel News Asia.

Menurut Georgieva, virus corona yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global, telah mengganggu aktivitas ekoonomi di China dan dapat membahayakn pemulihan. "Saya melaporkan ke G20 bahwa wabah virus corona mengganggu pertumbuhan ekonomi China dan seluruh dunia akan terpengaruh," katanya dalam pertemuan dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20 di Riyadh, Arab Saudi.

Ia menambahkan wabah virus corona yang telah merenggut nyawa 2.345 orang di China membuat pertumbuhan ekonomi negara itu melambat menjadi di kisaran 5,6 persen tahun ini, menggerus sekitar 0,1 persen dari pertumbuhan global. Georgieva mendesak negara-negara G20 untuk bekerjasama untuk menahan penyebaran virus.

Kami melihat skenario yang lebih mengertikan, di mana penyebaran virus akan berlanjut dan meluas dengan rentang waktu yang lebih lama. 

"COVID-19 adalah pengingat nyata akan interkoneksi kami dan kebutuhan untuk bekerja sama," tutur Georgieva yang menggantikan Christine Lagarde. Ucapnya lagi,"Dalam hal ini, G20 merupakan forum penting untuk membantu menempatkan ekonomi global pada pijakan yang lebih sehat."

Virus Corona di SingapuraPesawat Singapore Airlines dalam penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Singapura terlihat sepi, banyak bangku yang kosong. (Foto: AFP|Goh Chai Hin|Channel News Asia).

Menurutnya, dalam skenario IMF, ekonomi China akan kembali normal pada triwulan kedua 2020, dampaknya pada perekonomian dunia relatif kecil dan berumur pendeki. "Tapi kami juga melihat skenario yang lebih mengerikan, di mana penyebaran virus akan berlanjut dan meluas dengan rentang waktu yang lebih lama. Konsekuensinya dampak terhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih berlarut-larut," ucap Georgieva.

Para menteri keuangan G20 dalam komunike bersama menyatakan, kelanjutan kondisi keuangan yang akomodatif dan beberapa tanda meredakan ketegangan perdagangan, mendukung pemulihan global. "Kami akan meningkatkan pemantauan risiko global, termasuk wabah COVID-19. Kami siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi risiko," kata pernyataan itu.

Ketika para delegasi mengakhiri pertemuan, Presiden China Xi Jinping mengatatakan Beijing akan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk membantu meredam dampak wabah virus corona terhadap perekonomian. "Wabah pneumonia virus corona yang baru pasti akan memiliki dampak yang relatif besar pada ekonomi dan masyarakat," katanya. Namun ia optimistis dampaknya akan bersifat jangka pendek dan dapat dikendalikan. []

Baca Juga:

Berita terkait
Rilis MIUI 11 Xiaomi Tertunda Karena Virus Corona
Xiaomi terpaksa menunda merilis sistem operasi pembaruan MIUI 11 untuk smartphone tertentu karena dampak penyebaran virus corona.
Virus Corona di Pabrik Samsung Korea Selatan
Samsung mengonfirmasi adanya satu kasus yang terinfeksi virus corona di pabriknya di sebelah tenggara kota Gumi, Korea Selatan.
Lima Kapal Pesiar Kena Isolasi di Laut Akibat Corona
Lima kapal pesiar harus dikarantina di laut untuk mencegah penyebaran virus corona. Berikut ulasannya.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi