TAGAR.id, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) Robi Sugara menduga kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang berusaha melengserkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak termasuk faksi dari Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaitun Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang dan Ajengan Masduki.
"Jadi kemungkinan ini kelompok NII yang berusaha mengembalikan NII ke bentuk aslinya setelah mengalami perpecahan begitu banyak," kata Robi Sugara dalam keterangannya Selasa, 19 April 2022.
Kepolisian berhasil menggarap jaringan NII Sumatera barat. Proses ini berawal dari penangkapan Jamaah Islamiyah jaringan Lampung.
Mereka merekrut banyak ahli pembuat golok. Sebab kalau golok itu tidak dilarang pembuatannya ketimbang membuat senjata api.
Setelah ditelusuri, ternyata ada salah satu tersangka yang ketahuan bukan dari jaringan JI, melainkan NII. "Kelompok NII yang ditangkap bagian dari NII yang mengaku patronnya langsung ke NII Kartosuwiryo," ungkapnya.
Dari penangkapan tersebut, akhirnya terbongkar jaringan NII di Sumbar yang menurut Robi baru bergerak di tingkat kecamatan.
- Baca Juga: Pernyataan Sikap Indonesia Muslim Crisis Center, Soal BNPT Sebut 198 Pesantren Terafiliasi dengan Jaringan Teroris
- Baca Juga: Pandangan Iwan Santosa Terkait Isu Xinjiang dan Muslim di Tiongkok
"Jumlah anggotanya ada sekitar 1000-an. Baru setelah itu ditangkap yang di Tangerang Selatan, itu sudah masuk tingkat kabupaten," ungkap Pengamat Terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Ia mengatakan aktivitas jaringan NII yang berkiblat ke Kartosuwiryo tergolong berbahaya. "Bisa jadi motifnya selain mempertahankan negara Islam yang pernah diproklamasikan pada 7 Agustus 1949, juga ada motif balas dendam. Karena pemimpinnya Kartosuwiryo dihukum mati oleh pemerintah Indonesia," ucapnya,
Menurut pemegang gelar Master Strategi di Rajaratnam School of International Studies-Nanyang Technological University (RSIS-NTU) Singapura itu, NII ini gerakan politik yang tujuan utamanya menggulingkan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
"Yang menjadi perhatian aparat ketika diinterogasi adalah gerakan revolusinya dengan menggunakan golok. Mereka merekrut banyak ahli pembuat golok. Sebab kalau golok itu tidak dilarang pembuatannya ketimbang membuat senjata api," ujarnya.
Sebelumnya, Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyebut kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) Sumatera Barat berniat menggulingkan pemerintah sebelum Pemilu 2024 berlangsung.
- Baca Juga: Pengaruh Think Tank pada Kebijakan Luar Negeri Amerika
- Baca Juga: DPR Sepakat Tak Lanjutkan RUU BUM Desa, Gus Halim: UU Cipta Kerja Sudah Holistik dan Komprehensif
Hal itu terungkap dari hasil pemeriksaan dan pengembangan 16 tersangka teroris yang ditangkap di Sumbar pada Maret lalu. NII Sumbar memiliki banyak rencana.
Termasuk, serangan teror yang diawali dengan mempersiapkan senjata tajam (disebut golok) dan juga mencari para pandai besi. []