Imbas Pandemi Virus Corona Pawai Mardi Gras Dibatalkan di AS

Pandemi virus corona yang bekecamuk di semua negara bagian di AS membuat pawai Mardi Gras dibatalkan dan kota-kota pun perketat restriksi
Pawai Krewe of Zulu dalam perayaan Mardi Gras di New Orleans, Louisiana AS, 28 Februari 2017. (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters).

Jakarta - Pawai-pawai Mardi Gras telah dibatalkan di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat (AS). Ini keterangan dari pemerintah kota itu, 17 November 2020, menyusul kasus virus corona terus melonjak di banyak negara bagian di AS. Pawai Mardi Gras adalah pesta karnaval menyambut masa pra-paskah yang dirayakan umat Kristen. Dimulai dari minggu sebelum Rabu Abu.

Laporan situs independen, worldometer, tanggal 19 November 2020, menunjukkan jumlah kasus virus corona di AS mencapai 11.825.559 dengan 255.712 kematian. Di Louisiana dilaporkan 209.914 kasus dengan 6.184 kematian.

Juru bicara Pemerintah Kota New Orleans, Beau Tidwell, mengatakan dalam konferensi pers bahwa perayaan itu, pawai yang dijadwalkan berlangsung pada 16 Februari 2021, tidak dapat dilangsungkan dengan pembatasan-pembatasan atas pertemuan di luar ruangan yang berlaku sekarang ini. “Semua ini seharusnya tidak mengejutkan,” kata Tidwell. “Pedoman itu telah diberlakukan selama beberapa waktu.”

Di California, Los Angeles memerintahkan restoran dan bar yang memiliki tempat pelayanan di luar ruangan agar membatasi jumlah pengunjung menjadi 50 persen kapasitas dan tutup pada pukul 10 malam. Toko-toko nonesensial dan di dalam ruangan hanya dapat beroperasi pada kapasitas 25 persen, sementara bisnis seperti salon rambut dapat beroperasi dengan perjanjian sebelumnya.

California ada di peringkat ke-2 dalam jumlah kasus virus corona di AS dengan jumlah kasus 1.060.460. Di peringkat ke-1 bercokol Texas dengan jumlah kasus 1.116.913

suasana diSuasana di Grand Central Market, Los Angeles, Senin, 16 November 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Peraturan baru itu mulai berlaku hari Jumat (20/11). Para pemimpin juga siap memberlakukan PSBB tiga pekan, dengan masyarakat diizinkan keluar rumah hanya untuk perjalanan esensial jika jumlah kasus baru dan pasien rawat inap terus meningkat. Kasus harian baru telah bertambah lebih dari dua kali lipat dalam dua pekan belakangan ini.

Gugus tugas virus corona Gedung Putih memperingatkan dalam laporan mingguan bahwa ada “penyebaran komunitas yang meluas, agresif, tak henti-henti ke berbagai penjuru negara, mencapai hampir semua kabupaten” di Amerika Serikat. Lonjakan kasus terjadi di tengah-tengah kekhawatiran bahwa liburan Hari Bersyukur atau Thanksgiving Day pada 28 November akan memperburuk situasi karena orang-orang yang melakukan perjalanan dan pertemuan dengan keluarga dan teman-teman.

Juga Selasa, Senator Chuck Grassley mengumumkan bahwa ia positif terjangkit virus corona. “Saya merasa baik-baik saja dan akan terus bekerja bagi rakyat Iowa dari rumah,” cuit senator berusia 87 tahun dari Iowa itu. Ia menambahkan bahwa ia akan terus melakukan karantina sesuai pedoman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC).

Sehari sebelumnya, Gubernur Iowa Kim Reynolds memerintahkan semua pertemuan di dalam ruang dibatasi untuk 15 orang, mewajibkan mengenakan masker pada orang-orang yang tidak dapat menjaga jarak sosial dari orang-orang lainnya di dalam ruangan selama lebih dari 15 menit, serta menyatakan semua restoran dan bar harus tutup pada pukul 10 malam.

Maryland dan Ohio juga memberlakukan jam malam mulai pukul 10.00 terhadap bar dan restoran mulai Selasa.

Tetapi, Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka Amerika, 17 November 2020, menyerukan pendekatan yang lebih seragam untuk memerangi virus corona. “Kita memerlukan sejumlah langkah kesehatan masyarakat mendasar yang harus dipatuhi semua orang, bukannya yang terputus-putus. ‘Satu negara bagian menyatakan satu hal, negara bagian lainnya menyatakan hal lain,’” kata Fauci kepada The New York Times, dalam suatu konferensi pers virtual.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA), Selasa, 17 November 2020, malam, mengumumkan telah memberi otorisasi penggunaan darurat untuk perangkat tes Covid-19 pertama. Perangkat tes ini bisa digunakan di rumah.

alat tesAlat Tes Molekuler Pertama untuk deteksi COVID-19 di rumah, yang diloloskan oleh FDA (Foto: voaindonesia.com/AP)

Perlu resep dokter untuk mendapatkan perangkat tes buatan Lucira itu. FDA menyatakan perangkat itu dapat menunjukkan hasilnya dalam waktu 30 menit atau kurang. Namun FDA memperingatkan bahwa hasil tes negatif tidak mencegah seseorang terjangkit virus itu.

“Membuat rakyat Amerika mungkin melakukan tes Covid-19 secara mandiri di rumah dengan resep dokter merupakan penambahan terbaru dari arsenal opsi pengujian Covid-19 kami yang terus bertambah,” kata Menteri Kesehatan Alex Azar dalam suatu pernyataan (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Paskah di Gereja Kotabaru Yogyakarta Saat Corona
Perayaan Paskah di Gereja Katolik Santo Antoinus Kotabaru Kota Yogyakarta menggunakan live streaming untuk menghindari penyebaran Covid-19.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu