Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani meminta pemerintah memberi kebijakan kemudahan ekspor maupun impor bahan baku dan penolong. Pasalnya, penyebaran virus corona (COVID-19) berimbas pada jalannya produksi dalam negeri.
"Untuk ekspor dan impor memang harusnya ada relaksasi, terutama untuk impor bahan baku dan penolong dimudahkan. Ini yang sebagian besar dari China mengalami kendala dari supply side," ujar Rosan di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020 seperti dilansir dari Antara.
Menurut Rosan terhambatnya supply dan demand tidak dipungkiri membuat para pelaku usaha khawatir. Karena mereka sulit mencari negara pengganti China sebagai pasar pemasok bahan baku dan penolong untuk produksi.
"Impor kita 80 persen bahan baku dan barang penolong. Ini yang harus bisa diantisipasi baik jangka pendek, menengah, panjang kita bangun industri," kata dia.
Pemerintah sendiri masih membahas kebijakan stimulus untuk menjamin kelancaran lalu lintas ekspor dan impor barang akibat virus corona.
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan empat kebijakan tersebut, yaitu pertama, pemerintah akan menyederhanakan aturan larangan pembatasan atau tata niaga terkait ekspor, mulai dari aturan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), health certificate, dan surat keterangan asal.
Kedua, pengurangan larangan pembatasan tata niaga terhadap impor, terutama impor bahan baku. Pengurangan pembatasan impor bahan baku ini supaya tidak terkendala di dalam proses impornya.
Kebijakan ketiga, melakukan percepatan proses impor untuk terhadap 500 importir terpercaya (reputable importer) untuk memperlancar pemasukan bahan baku dan bahan penolong industri.
Keempat, mengurangi biaya logistik, melakukan eisiensi dalam proses distribusi barang. Dalam hal ini, pemerintah mendorong integrasi Indonesia National Single Window (INSW) dengan Inaportnet melalui pembentukan National Logistics Ecosystem untuk mengurangi biaya logistik di pelabuhan. []