New York - Para dokter dan perawat di Amerika Serikat mulai terjangkit stres dengan meningkatnya pasien terinfeksi virus corona Covid-19. Jumlah korban di Negeri Paman Sam melonjak signifikan, lebih dari 1.000 yakni 1.261 menjadi 85.00 orang. Ini membuat AS menjadi negara dengan jumlah korban corona paling banyak di dunia setelah China dan Italia.
Di seluruh dunia, jumlah kasus terinfeksi virus corona naik di atas 550 ribu dengan angka kematian mencapai 25.000 orang, kata laporn Johns Hopkins University & Medicine Resource Center, Jumat, 27 Maret 2020. "Skala ini luar biasa," kata Eric Neibart, spesialis penyakit menular dan asisten profesor di Rumah Sakit Mount Sinai, New York, seperti dilaporkan dari Reuters.
Baca Juga: Episentrum Covid-19 Pindah ke Amerika Serikat
Para dokter dan perawat mengalami tekanan dalam penanganan korban corona yang terus meningkat. Mereka mempertanyakan stok alat pelindung diri (APD) seperti masker yang semakin menipis sehingga khawatir tertular virus.
Rumah sakit kehabisan stok ventilator
Seorang dokter di ruang gawat darurat di rumah sakit Michigan, Rob Davidson mengaku terpaksa menggunakan masker pelindung wajah dari kertas karena kehabisan stok. Menurutnya, rumah sakit juga akan kehabisan ventilator, mesin alat bantu pernafasan yang sangat dibutuhkan oleh penderita Covid-19. Ia mendesak
Presiden Trump menggunakan otoritas eksekutifnya untuk mendapatkan lebih banyak alat tes dan ventilator. "Kami kehabisan pasokan ventilator. Kami harus mulai memberitahu kepada keluarga pasien bahwa kami tidak dapat menyelamatkan orang yang mereka cintai karena tidak ada peralatan," dalam video yang diunggah di Twitter.
Penambahan jumah pasien yang harus dirawat membuat beban petuga medis menjadi semakin berat. Eric Neibart dari Rumah Sakit Mount Sinai, New York mengakui kekurangan banyak dokter dan perawat. "Minggu depan akan ada 400 pasien yang harus dirawat, sementara tenaga dokter dan perawat kami terbatas.
Stimulus senilai 2,2 triliun dolar AS
Sementara itu, setelah beberapa hari terjadi silang pendapat, Kongres AS akhirnya menyetujui peluncuran paket bantuan senilai 2,2 triliun dolar AS untuk memperkuat rangkaian stimulus yang disiapkan oleh bank sentral Federal Reserve (The Fed) untuk mengatasi dampak virus corona terhadap perekonomian nasional. Dewan Perwakilan AS berharap dapat mengesahkan progam stimulus dan paket bantuan pada Jumat waktu setempat dan segera menyampaikan rancangan undang-undang (RUU) kepada Presiden Donald Trump yang telah berjanji untuk menandatangani.
Sejak lockdown, 2,2 juta warga AS ajukan klaim pengangguran
Baca Juga: Gawat, Amerika Bisa Jadi Episentrum Covid-19
Paket stimulus ini selain untuk membantu rumah sakit d hot spot corona seperti New York dan New Orleans, juga akan diberikan kepada para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja dan pebisnis yan merugi karena imbas virus corona. Sejak lockdown, sekitar 3,3 juta warga AS mengajukan klaim pengangguran, hampir
lima kali lipat lonjakannya dari resesi global pada 1982. Deborah Birx, koordinator gugus tugas Gedung Putih untuk penanganan virus corona menyebutkan, Chicago dan Detroit menjadi daerah yang paling parah terkena dampak.[]