IKKON Bojonegoro Lakukan Ekspansi Bisnis ke Bandung

Dalam pameran industri kreatif di Bandung juga akan dipamerkan industri hasil program IKKON daerah setempat antara lain Banjarmasin, Toraja, dan Banyuwangi.
PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF: Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Endah Wahyu Sulistianti (kiri) dan Bupati Bojonegoro Suyoto (kanan) memperoleh penjelasan dari personel IKKON terkait pengembangan industri kreatif, Minggu (22/10). (Foto: Ant/Slamet Agus Sudarmojo)

Bojonegoro, (Tagar 23/10/2017) – Bersama industri kreatif daerah lain sebagai usaha promosi, Tim Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) Bojonegoro, Jawa Timur, berencana menggelar pameran tujuh pengembangan industri kreatif di Bandung pada Nopember 2017.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro Agus Supriyanto menjelaskan, ada tujuh industri kreatif yang akan dipamerkan di Bandung yang semuanya merupakan pengembangan IKKON.

Pameran industri kreatif di Bandung itu, lanjut Agus Supriyanto, merupakan tindak lanjut pameran tujuh produk industri kreatif hasil pengembangan IKKON yang berjalan di daerahnya selama tiga hari.

"Ya kalau targetnya pameran di Bandung baru tahap awal untuk mempromosikan atau mengenalkan kepada publik," kata dia dibenarkan Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Badan ekonomi Kreatif (Bekraf) Endah Wahyu Sulistianti di Bojonegoro, Senin (23/10).

Endah mengaku belum tahu pasti tanggal pelaksanaan pameran industri kreatif di Bandung, pada Nopember itu. "Masih dicarikan tanggal yang tepat," ujarnya.

Yang jelas, menurut dia , dalam pameran industri kreatif di Bandung itu, juga akan dipamerkan industri kreatif juga hasil program IKKON daerah setempat yaitu Banjarmasin, Toraja, Banyuwangi, dan Belum Tambua yang menjadi program Bekraf.

"Kecuali Bojonegoro pengembangan industri kreatif daerah lainnya menyangkut pengembangan objek wisata. Seperti Toraja pengembangannya wisata kuliner kopi," ucapnya menegaskan.

Ditanya terkait tujuh pengembangan industri kreatif Bojonegoro, ia memuji potensinya cukup bagus, dengan alasan memiliki keunikan yang tidak ada di daerah lainnya.

Ia memberikan contoh batik "Jonegaran" memiliki ciri khas dengan motif daun jati yang tidak ada di daerah lainnya, selain itu juga pewarnaannya memanfaatkan bahan alamiah tumbuh-tumbuhan.

Tidak hanya itu, lanjut dia, industri kreatif gerabah asal Desa Rendeng, Kecamatan Malo, yang bisa dikembangkan menjadi berbagai aneka kebutuhan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti tempat telepon selular yang bisa menimbulkan bunyi mirip salon.

"Kerajinan gerabah rendeng juga bisa berkolaborasi dengan kerajinan kayu menjadi sebuah papan catur yang unikmm" ucapnya.

Tujuh industri kreatif yang dikembangkan IKKON yaitu gerabah Desa Rendeng, Kecamatan Malo, batik jonegaran Desa Jono, Kecamatan Temayang dan Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, kerajinan kayu jati Desa Batokan, Kecamatan Kasiman dan Geneng, Kecamatan Margomulyo.

Selain itu, juga kerajinan onyx di Desa Jari, Kecamatan Sekar, dan kasur lantai Desa Selorejo, Kecamatan Baureno.

"Kami optimistis dengan potensi yang ada industri kerajinan kreatif Bojonegoro tidak hanya mampu memenuhi pasar lokal, tetapi juga global," ucap Endang menegaskan.

Ia menambahkan, setelah pameran di Bandung itu akan dilakukan evaluasi untuk persiapan produksi memenuhi pasar lokal juga pasar nasional, bahkan juga impor. (ant/yps)

Berita terkait