IGD Rumah Sakit di Jerman Tolak Pasien

Pasien virus corona (Covid-19) di IGD rumah sakit di Jerman meningkat 40% dibanding gelombang pandemi virus corona pertama April 2020
Seorang petugas tengah memeriksa keadaan salah seorang pasien Covid-19 di ruang ICU Maria Heimsuchung di Berlin Pankow, 4 Desember 2020 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Ruang unit perawatan intensif/ICU (instalasi gawat darurat/IGD) di beberapa rumah sakit di Jerman dilaporkan penuh dengan pasien virus corona (Covid-19). Hal ini diperparah dengan tingginya persentase perawat yang turut sakit atau sedang dikarantina terkait dengan infeksi virus corona. ICU pun menolak pasien. Nik Martin menuliskannya untuk dw.com/id.

Ketika Jerman tengah bejuang mengatasi gelombang kedua pendemi virus corona, kapasitas beberapa rumah sakit di sana dilaporkan telah mencapai batas maksimalnya. Hal ini disampaikan Kepala Federasi Rumah Sakit Jerman (DKG), Gerald Gass.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Welt Am Sonntag, Gass mengatakan saat ini terdapat 40% lebih banyak pasien Covid-19 dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dibandingkan gelombang pertama saat musim semi lalu.

DKG juga melaporkan sekitar 16.000 pasien Covid-19 dirawat di bangsal perawatan non-kritis.

Laporan ini muncul hanya beberapa hari setelah Kanselir Angela Merkel memperingatkan bahwa Jerman akan tetap dalam lockdown parsial hingga Januari untuk membendung lonjakan besar kasus Covid-19.

Laporan terakhir situs independen, worldometer, tanggal 7 Desember 2020, pukul 14.22 WIB, menunjukkan jumlah kasus virus corona di Jerman sebanyak 1.184.845 dengan 19.159 kematian. Jerman ada di peringkat ke-11 dunia dan peringkat ke-6 di Eropa.

Gass mengatakan bahwa rumah sakit yang lebih kecil dan yang berada di daerah pedesaan hampir tidak memiliki kapasitas tersisa dan terpaksa menolak pasien non Covid-19. Bahkan, di beberapa negara bagian Jerman, seperti Saxony, jumlah pasien di ICU lima kali lebih tinggi daripada di bulan April.

Gass membantah bahwa petinggi rumah sakit membesar-besarkan krisis untuk memaksa pemerintah Jerman memberikan lebih banyak bantuan keuangan. “Kami jelas menolak tuduhan peringatan bahaya yang dibesar-besarkan,” kata Ketua DKG.

Rumah Sakit di Berlin Tolak Pasien IGD. Akhir pekan lalu, salah satu rumah sakit terbesar di Jerman, Vivantes Neukölln yang ada di Berlin, mengatakan tidak akan lagi menerima pasien instalasi gawat darurat (IGD).

Menurut laporan surat kabar Tagesspiegel, 85% dari 1.200 tempat tidur rumah sakit saat ini telah terisi.

Pihak rumah sakit mengatakan sumber daya mereka semakin terkuras oleh pasien Covid-19 yang tengah dalam kondisi kritis.

Petinggi-petinggi rumah sakit Jerman lainnya juga telah memperingatkan tentang kurangnya tim medis dalam mengatasi lonjakan pasien Covid-19 yang sakit parah.

Gernot Marx, Kepala Klinik untuk Pengobatan Perawatan Intensif Operasi di Klinik Universitas di Aachen mengatakan kepada Welt am Sonntag bahwa "faktor penghalang bukanlah kurangnya tempat tidur ICU, tetapi kurangnya staf yang memenuhi syarat."

Thomas Werner, seorang ahli klinis dari Berlin Medical Association, mengatakan kepada Tagesspiegel bahwa sekitar 15% perawat harus absen karena mereka sendiri turut sakit atau harus menjalani karantina.

Pada Minggu, 6 Desember 2020, Institut Robert Koch (RKI) Jerman mengumumkan penambahan 17.767 kasus baru virus corona dan 255 kematian. (rap/pkp)/dw.com/id. []

Berita terkait
Jerman Simpan Vaksin Virus Corona di Lokasi Rahasia
Jerman mengkaji potensi terjadinya serangan terhadap pusat vaksinasi massal itu sehingga menyimpan vaksin virus corona di lokasi rahasia
Jerman Negara Ke-12 dengan Kasus Virus Corona Tembus 1 Juta
Jerman menyusul 11 negara terdahulu dengan kasus virus corona lebih dari 1 juta, ini membuat Jerman ada di peringkat ke-12 dunia
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.