Ide Kreatif Mengubah Sampah Plastik Jadi Dekorasi Pernikahan

Sampah plastik yang dianggap nir guna, justru disulap jadi dekorasi pernikahan.
Sampah diubah menjadi dekorasi pernikahan yang indah, oleh Komunitas Bank Sampah Cermat Suwawal Timur, Pakis Aji, Jepara. (Foto: dok. Bank Sampah Cermat Suwawal Timur)

Jepara, Tagar (3/3/2019) - Lazimnya sampah berakhir di pembuangan  terpakai. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Komunitas Bank Sampah Cermat Suwawal Timur, Jepara. Sampah plastik yang dianggap nir guna, justru disulap jadi dekorasi pernikahan.

Ya betul, dekorasi pernikahan sampah plastik. Namun jangan bayangkan pelengkap pesta ini kumuh, tidak. Tampilannya justru unik dan tidak biasa.

Dekorasi pernikahan dari sampah plastik ini, terdiri dari dua set. Yang pertama adalah background berwarna putih dengan lebar 6,40 meter dan tinggi 2,5 meter yang terbuat dari kayu dengan hiasan susunan 7000 bungkus plastik kopi, di permukaan kayunya. Sebagai pelengkap, adapula untaian plastik warna-warni yang telah dipilin sehingga menyerupai rampai bunga.

Sedangkan set kedua adalah rangkaian bunga-bunga yang dibuat dari botol plastik minuman soda ataupun dari sedotan. Sebagai penambah efek dramatis, dekorasi tersebut dilengkapi lampu macam-macam warna. Maka sirnalah, kesan kumuh, seperti yang dibayangkan ketika menyebut kata sampah.

Lalu pertanyaannya, apakah ada pasangan yang menggunakan dekorasi ini? Jawabannya, ada. Adalah pasangan Setyo Widodo dan sang istri Ice Novita Sari, yang menggunakannya pada pernikahannya di tanggal 7 Juni 2017.

"Kami dekat dengan komunitas ini (Bank Sampah Suwawal Timur), dan ketika saya mengutarakan ingin menikah, hadiahnya justru sangat luar biasa, dekorasi dari sampah plastik. Wah..saya sungguh terharu. Tetangga kanan kiri saya juga sampai gumun (kagum) baru mengetahui yang seperti ini, untuk kali pertama," ucap Setyo Widodo yang juga pendeta di GITJ Pakis, ditemui di Markas Bank Sampah Suwawal Timur, Jalan Karnawi no 7, RT 08 RW 02, Kecamatan Pakis Aji, Jepara.

Pengelola Bank Sampah Cermat Suwawal Timur, Bedy Wuryanto berkisah, pembuatan dekorasi ini memakan waktu sebulan penuh. Ia menambahkan, idenya memang terpantik saat Pendeta Setyo Widodo hendak menikah, dua tahun lalu.

"Kami membuatnya sekitar sebulan. Yang lama dan membutuhkan waktu adalah mencari bahannya. Seperti bungkus kopi yang harus dari satu merek, sehingga kami harus mencari dari angkringan ke angkringan lain. Untuk botol minuman soda juga lumayan sulit pencariannya," ungkap Bedy, yang akrab dipanggil pakdhe itu.

Kesulitan yang didapat adalah ketika hendak menata set dekorasi. Lantaran, komunitas ini belum memiliki alat transportasi berupa truk, milik sendiri dan keterbatasan anggota. Hal itu, jelas memengaruhi mobilitas dari set, yang berukuran lumayan besar.

Meskipun demikian, karena bahan dekorasi terbuat dari plastik, sehingga tidak rentan rusak dan minim perawatan. Hingga dua tahun setelah pembuatannya, dekorasi ini masih tetap bisa digunakan.

Di samping digunakan untuk acara pernikahan, dekorasi ini seringkali digunakan untuk panggung hajatan lain. Diantaranya, pengajian atau agenda peringatan kemerdekaan.

"Kalau untuk itu (menyewa dekorasi) bagi anggota Bank Sampah (Cermat Suwawal Timur) tidak berbayar. Namun untuk di luar (bukan anggota) sekitar dua juta rupiah. Akan tetapi untuk mengeset pada acara pernikahan, terus terang kita belum sanggup lagi, mengingat kebanyakan set panggung datangnya malam hari dan anggota kami terbatas," urainya. []

Berita terkait